Olahraga
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, PSSI sedang sangat sibuk menjalankan program naturalisasi belakangan ini, tetapi Jordi Cruyff memberikan pernyataan menohok bahwa federasi seharusnya lebih memperhatikan pengembangan pemain muda Indonesia.
Jordi Cruyff resmi diperkenalkan sebagai penasihat teknis PSSI pada 11 Maret 2025. Putra legenda sepak bola Johan Cruyff ini memiliki tugas utama membantu pengembangan sepak bola Indonesia, tidak hanya untuk Timnas Indonesia tetapi juga untuk memajukan filosofi sepak bola nasional secara keseluruhan.
Dalam misinya, eks Direktur Olahraga Barcelona ini ingin membawa pendekatan pengembangan sepak bola Eropa, yakni mendeteksi talenta muda sedini mungkin. Hal ini sebetulnya sudah lama dituntut kepada PSSI, tetapi justru tidak tergambar dalam program federasi yang belakangan lebih fokus pada naturalisasi pemain keturunan.
“Salah satu poin kunci adalah mendeteksi talenta pemain muda. Saya pikir ini adalah negara besar, jadi sulit untuk menyatukan kriteria dan membuat filosofi yang sama bagi semua,” kata Jordi Cruyff.
Menurutnya, naturalisasi bukanlah program yang salah, tetapi tidak bisa menjadi solusi jangka panjang jika talenta muda Indonesia terus diabaikan. Ia menekankan bahwa menemukan bakat sejak dini sangat penting agar pemain bisa berkembang secara optimal sebelum mencapai usia matang untuk bermain di level klub maupun tim nasional.
Dengan jumlah pemain muda bertalenta yang melimpah, diharapkan pengembangan sepak bola Indonesia bisa lebih baik di masa depan.
“Semakin cepat bisa menemukan talenta muda, semakin cepat kita bisa mengembangkannya, dan mereka akan menjadi lebih baik ketika mencapai usia ideal untuk bermain bagi klub atau tim nasional,” jelas Jordi Cruyff.
Pengamat Heran

Diakui atau tidak, antusiasme publik terasa menyusut menjelang laga Timnas Indonesia kontra Australia di Sydney Football Stadium, Kamis (20-3-2025), dalam matchday ketujuh Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Situasi ini dinilai berbeda dibandingkan era Shin Tae-yong, yang selalu heboh.
Ketika Timnas Indonesia ditangani Shin Tae-yong, komentar publik gegap gempita. Media mainstream dan media sosial dipenuhi beragam komentar bernada harapan dan kecemasan atas performa Timnas Indonesia.
Bahkan banyak tokoh dan pundit-pundit sepak bola nasional berlomba-lomba dan rajin tampil di podcast untuk meningkatkan rating channel masing-masing.
Setidaknya, situasi ini yang dirasakan Gusnul Yakin, pengamat sepak bola nasional asal Malang, Jawa Timur.
“Saya tak tahu, apakah ini perasaan saya pribadi atau orang lain juga merasakan perubahan antusiasme ini. Rasanya sejak pergantian pelatih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert perbedaan itu sangat mencolok. Sekarang mana tokoh dan pundit sepak bola itu?” kata Gusnul Yakin. (tw)
