Connect with us

Ekonomi

5 BUMN Karya Terlilit Utang Rp 287 Triliun, Waskita Karya Paling Besar Berutang

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Lima perusahaan BUMN Karya memiliki total liabilitas atau utang jumbo sepanjang tahun 2022. Perusahaan yang mencatatkan utang antara lain PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan PT Hutama Karya (Persero).

Jika dihitung total BUMN Karya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 287,03 triliun. Berikut rincian utang perusahaan BUMN Karya:

Waskita Karya

Total liabilitas Waskita Karya menembus Rp 83,98 triliun di tahun 2022, turun 4,71 persen yoy dari Rp 88,14 triliun di tahun 2021. Total utang terdiri liabilitas jangka pendek senilai Rp 21,45 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 62,53 triliun.

Segmen utang bank jangka panjang pihak berelasi menyumbang liabilitas terbesar senilai Rp 27,74 triliun dan pihak ketiga senilai Rp 18,72 triliun.

Hutama Karya

Total liabilitas Hutama karya tercatat senilai Rp 71,53 triliun pada tahun 2022, turun 8,4 persen yoy dari total liabilitas tahun 2021 senilai Rp 78,1 triliun. Jumlah utang terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 20,72 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 50,81 triliun.

Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun dari bank milik Hutama Karya senilai Rp 27,36 triliun. Lalu, utang usaha pihak ketiga tercatat senilai Rp 11,48 triliun.

Wijaya Karya

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki total utang senilai Rp 57,57 triliun, melonjak 10,82 persen yoy dari Rp 51,95 triliun pada tahun 2021. Jumlah liabilitas terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 36,13 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 21,44 triliun.

Berdasarkan segmen, pinjaman jangka pendek pihak berelasi menyumbang utang Wijaya Karya terbesar senilai Rp 9,59 triliun, disusul oleh utang usaha pihak berelasi senilai Rp 8,18 triliun.

PT PP

PT PP (Persero) Tbk memiliki total liabilitas senilai Rp 42,79 triliun, naik 3,73 persen dari liabilitas tahun 2021 senilai Rp 41,24 triliun. Jumlah utang tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 26,76 triliun dan jangka panjang senilai Rp 16,02 triliun.

Segmen utang usaha pihak ketiga menyumbang liabilitas PT PP senilai Rp 14,46 triliun, lalu utang bank jangka pendek pihak berelasi tercatat senilai Rp 3,3 triliun.

Adhi Karya

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melaporkan jumlah liabilitas senilai Rp 31,16 triliun, turun 8,9 persen yoy dari liabilitas tahun 2021 senilai Rp 34,24 triliun. Total utang terdiri dari liabilitas jangka panjang senilai Rp 6,54 triliun dan jangka pendek senilai Rp 24,61 triliun.

Utang usaha pihak berelasi menyumbang liabilitas terbesar Adhi Karya senilai Rp 8,41 triliun, disusul oleh utang obligasi senilai Rp 4,79 triliun.

5 BUMN ini merupakan kontraktor besar di Indonesia dan sering diberikan proyek pembangunan gedung-gedung besar dan penting oleh rezim saat ini dengan anggaran jumbo APBN , mengapa mereka bisa berutang pak Erick? Memang bukan rahasia umum lagi kalo BUMN dijadikan sapi perah kerakusan penguasa saat ini.

Yang ter-Update saat ini, kelima BUMN tersebut sedang mengerjakan proyek jumbo pemerintah dengan menggunakan anggaran besar APBN yaitu 5 BUMN tersebut sedang mengerjakan proyek pembangunan gedung mewah BI (Bank Indonesia) di atas bukit di kawasan pabrik percetakan uang negara PERURI diKarawang, lalu keuntungan BUMN tersebut dikemanakan pak Erick? (utw)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Copyright © 2023 REPORATASE INDONESIA, Web Design by PT. Ciptamedia Kreasi