Connect with us

Tokoh RI

Anies Baswedan: Negara Jangan Berdagang dengan Rakyatnya! Rusak Semua Urusan

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) meminta negara tidak bertransaksi dengan rakyatnya sendiri dalam menyusun kebijakan.

Menurut Anies Baswedan negara tidak dibentuk untuk berdagang dengan rakyatnya.

Hal itu disampaikan saat menghadiri diskusi kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, Kamis, 25 Agustus 2023.

“Menurut kami gini, negara itu tidak dirancang untuk bertransaksi perdagangan dengan rakyatnya. Itu satu, negara tidak dirancang untuk itu,” ujarnya.

Anies menyatakan negara tidak boleh memandang rakyat sebagai konsumen. Dia menyebut hal itu akan merusak semua tatanan.

“Karena itu, negara jangan berdagang dengan rakyatnya, negara itu, kalau negara memandang rakyatnya sebagai konsumen, itu rusak semua urusan, ndak boleh, itu nggak boleh,” tandasnya.

“Rakyat ini adalah pemilik negara yang membutuhkan negara bekerja untuk memajukan rakyatnya, jadi kita bekerja di situ,” sambung Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini memandang dalam menerapkan kebijakan pemerintah hadir untuk memberi manfaat kepada rakyat.

Dia meminta negara tidak mempertimbangkan untung rugi dalam menerapkan kebijakannya. 

Seperti kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan dan kebudayaan.

“Jadi bagi pemerintah itu tidak untung dan rugi kalau dengan rakyat, dengan rakyat itu adalah bermanfaat atau manfaatnya kurang,” tutup Anies. (utw)

Tokoh RI

Konflik Pulau Rempang, Din Syamsuddin: Buat Apa Bela Investor Kalau Rakyat Teraniaya

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Bentrokan antara warga dan aparat keamanan gabungan di Pulau Rempang, Batam dikecam berbagai kalangan.

Dalam peristiwa ini banyak warga mengalami luka-luka hingga ditangkap aparat usai menolak penggusuran pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut.

“Buat apa bela investor kalau rakyat teraniaya. Itu adalah ketidakadilan di depan mata,” kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin, Rabu (13/9/2023).

Lebih lanjut Din mengemukakan aksi represif dari aparat kepolisian dan TNI kepada warga Pulau Rempang serta ketiadaan dukungan dari Pemerintah sebagai bentuk kezaliman.

”Buat apa investasi kalau rakyat terusir  dari tanah kelahirannya. Itu adalah bentuk kezaliman yang nyata, dan itu semua sikap anti-Pancasila yang harus dilawan bersama,” kata mantan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Pemerintah berencana merelokasi warga Rempang, Batam, Kepri karena adanya proyek pembangunan pabrik kaca terintegrasi hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Xinyi Group asal China.

Nilai investasi itu pun mencapai 11,5 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 117,42 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja kurang lebih 30 ribu orang.

Namun, warga yang telah berpuluh tahun menempati wilayah tersebut menolak untuk direlokasi. Tercatat, setidaknya 16 kampung akan direlokasi di Pulau Rempang, Batam, Kepri. (ut)

Continue Reading

Tokoh RI

Wahai Pemimpin Saat Ini, Belajarlah Budaya Jujur seperti Tokoh Proklamator Bu Hatta

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Ini kisah seorang Bung Hatta, begitu dia sering dipanggil pada masanya. Seorang tokoh yang sederhana yang bersama dengan Bung Karno  mengumumkan kepada dunia: Proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Jika ada tokoh Indonesia yang paling saya kagumi tapi sulit untuk ikuti ya beliaulah orangnya.   Beliau terkenal sebagai manusia jam yang selalu tepat waktu dalam hal apa pun. Dia punya timeline sendiri untuk waktu-waktu tertentu dalam kesehariannya. Jam untuk solat, menerima tamu, minum teh, dan di atas semuanya waktu untuk membaca buku. Tulisan ini tentang sosok beliau dan kebutuhan kita akan pemimpin masa kini yang “mirip” dengan nya.

Suatu saat selama bulan Mei 1947 sampai Januari 1948, Hatta memimpin perjuangan rakyat selama Revolusi (1945-1949) di Sumatera Barat. Beliau juga sekaligus menjadi operator pengumpulan harta dari wilayah Sumatera untuk biaya perjuangan. Waktu itu, Residen Sumatera Barat, Mohammad Rasyid menyetor perhiasan emas kepada Bung Hatta. Perhiasan itu  kemudian diberikan kepada Komodor Halim Perdanakusumah sebagai biaya untuk membeli pesawat di luar negeri yang akan digunakan sebagai alat perjuangan.

Bung Hatta juga mengirimkan sebagian uang itu kepada Mayor John Lie[1], yang kehabisan uang di Singapura. Ketika semua orang seperti lupa dengan sisa uang rakyat Sumatera sebagai sumbangan membeli senjata dan pesawat terbang sejumlah S $ 67.575,64 yang masih dipegang konsul Jenderal di Singapura, Bung  Hatta mengingatkan Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo agar dimasukkan ke dalam kas negara.

Pada suatu masa juga, Hatta  menolak keputusan Kabinet Sukiman   untuk menaikan gaji presiden dan wakil presiden dari Rp 3000 ,- menjadi Rp 5000,- sebulan.  Hatta menyarankan jika memang harus dinaikkan ya naikkan sedikit saja.[2] Gw cuma bisa tersenyum kagum dan bangga punya pemimpin sekelas Bung Hatta. Dia ini sosok yang hebat dan sudah teruji oleh zaman dan sejarah. Tak pernah secuil pun tulisan miring tentang beliau dalam catatan-catatan sejarah.

____________________________________

[1] Seorang perwira Angkatan Laut Indonesia dari etnis Tionghoa yang terkenal dalam misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya dalam membantu revolusi. Daerah operasinya meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon, Manila, dan New Delhi).  
[2] Disadur dari blog.imanbrotoseno.com

Jikapun ada mungkin hanya soal ketidakberanian beliau mendekati Wanita haha. Tapi buat saya ini bukan kekurangan, justru beliau mengerti betul apa itu prioritas. Hatta pernah berjanji jika Indonesia belum merdeka maka dia tidak akan menikah. Untunglah Indonesia akhirnya merdeka, jikalau tidak kita tidak akan pernah melihat keturunan beliau yang mungkin suatu saat akan mewarnai jagat perpolitikan tanah air, dan mewarisi sikap dan kepemimpinan beliau.

Bung Hatta dari kisah di atas tadi, adalah seorang pemimpin bukan hanya seorang pejabat. Hari-hari ini kita banyak mendapati seorang pejabat, bukan pemimpin. Seorang pemimpin adalah pula seorang pejabat yang baik, namun seorang pejabat belum lah tentu seorang pemimpin, Dalam diri Bung Hatta kedua-duanya terpaut abadi, dia adalah negarawan bukan sekedar politikus. Sosok yang sulit sekali ditemukan pada diri pemimpin Indonesia di abad ini.

Namun yang paling saya kagumi dari beliau adalah pemikiran soal bagaimana memecahkan masalah dan persoalan bangsa Indonesia menuju keadilan sosial yang mereka impikan ketika mendirikan negara ini. Jawabannya adalah pada PENDIDIKAN. Ini masih relevan dan cocok untuk masa kini, bangsa ini hanya bisa hebat kalau pendidikannya hebat. Munculnya kelompok intoleran saat ini salah satunya diakibatkan oleh pengajaran di sekolah dan di lingkungannya yang intoleran pula. Mereka diajari membenci orang-orang yang tidak sepaham dengan dia, mereka dijejali dengan pengetahuan yang sepihak tentang bagaimana memandang manusia. Padahal di atas semua perbedaan kita, kita masih sama-sama seorang MANUSIA, sekali lagi MANUSIA. Persoalan ini  sudah lama diberikan oleh Bung Hatta solusinya , PENDIDIKAN.

Tapi ada satu hal lagi yang menarik dari beliau yaitu soal asmara. Dia hanya punya satu kisah cinta, kisah cinta yang sungguh  menggelikan.  Mahar yang diberikannya kepada Rahmi Hatta adalah sebuah Buku, bukan buku sembarangan, tapi buku yang ditulis sendiri oleh Bung Hatta, berjudul “ALAM PIKIRAN YUNANI”…. Bukan emas, bukan uang,   bukan DP rumah atau bahkan mobil mewah, BUKU teman-teman, BUKU…..

Di atas semuanya Hatta bukanlah manusia sempurna, tapi dia layak disemati gelar sebagai Bapak Bangsa, pemimpin yang nyaris tanpa cela tapi terlupakan oleh karena idealismenya. We should be proud of Him as an Indonesian… Kapan lagi ya kita punya pemimpin yang kayak dia??? Tuhan tolong sisakan 1 atau 2 aja yang kayak dia, biar berlari bangsa ini, meninggalkan ketergopohannya dalam pacuan berkuda, bangsa-bangsa di dunia…

Wahai para pemimpin dan pejabat saat ini,belajarlah dari keteladanan dan kejujuran tokoh Bu Hatta ini, sudah banyak kalian melakukan korupsi dan menyengsarakan rakyat. (tw)

Continue Reading

Tokoh RI

Gatot Nurmantyo: Bisnislah di Politik maka Akan Cepat Kembalinya, Pinjam Uang ke Oligarki Lalu Ditukar dengan Kebijakan

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Jend Purn. Gatot Nurmantyo mengatakan pemerintah telah melakukan pengkhianatan terhadap rakyat Indonesia. Seharusnya pemerintah melindungi rakyat namun yang sering terjadi memusuhi rakyat, memperlalukan rakyat untuk mengesploitasi sumber daya alam. Pada Pasal 18 B ayat 2 UUD 1945 disebutkan bahwa negara mengakui masyarakat hukum adat.

Hal itu disampaikan dalam diskusi publik berjudul “Perebutan Penguasaan SDA: Pendanaan Pilpres, Konflik, dan Kerusakan Lingkungan,” yang digelar di kantor KAMI, Jakarta, Selasa, 5/9/2023.

“Ini yang dulu membuat masyarakat adat bergabung ke NKRI dengan harapan mendapat perlindungan dari pemerintah. Namun yang terjadi sekarang pelanggaran oleh pemerintah atas pasal tersebut,”

Deklarator KAMI  itu mencontohkan terjadinya pengkhianatan oleh pemerintah terhadap negara yakni banyaknya perusahaan besar yang mengklaim tanah-tanah yang bukan miliknya diklaim sebagai miliknya.

Lanjutnya, banyaknya perusahaan besar memasang papan bertulisakan “Ini Tanah Milik PT”. Namun yang sesungguhnya itu bukan miliknya. Banyak masyarakat berurusan dengan  polisi karena masyarakat melintasi area tanah yang sudah dpasang papan bertulisan tersebut.

Kata Gatot, sekarang masyarakat adat harus punya kesadaran untuk bisa mempertahankan lahan mereka.

Gatot sebutkan soal hilirisasi. Ia menilai kebijakan yang terjadi saat ini sama dengan era penjajahan Belanda,

“Ini sama dengan penjajahan Belanda, nikel tidak boleh dijual keluar, hanya boleh ke Cina. Dulu hanya boleh dijual ke Belanda,” jelasnya

Bangsa ini, lanjut Gatot sudah tersandera oleh kepentingan politik dan oligarki.

“Bisnislah di politik maka akan cepat kembalinya. Pinjam uang ke oligarki, lalu ditukar dengan kebijakan. Peneliti Belanda mengatakan 62 persen anggota DPR adalah kartel,” bebernya. (utw)

Continue Reading
Advertisement

Trending