Connect with us

Hukum

Dari Dugaan Ijazah Palsu, Kini Menggelinding Menjadi Banyak Pihak yang Terlibat

Published

on

Dari Dugaan Ijazah Palsu, Kini Menggelinding Menjadi Banyak Pihak yang Terlibat

REPORTASE INDONESIA – Solo, Kasus dugaan pemalsuan ijazah yang melibatkan Presiden Joko Widodo ini mulai bergulir seperti bola salju, semakin melibatkan banyak pihak dan makin rumit untuk dibongkar. Yang awalnya hanya sebatas persoalan keabsahan sebuah ijazah, kini berkembang menjadi isu besar yang menyentuh berbagai sektor, dari dunia pendidikan hingga politik negara.

Dugaan ini tidak sekadar soal ijazah pribadi, tetapi melibatkan Jokowi sebagai tokoh utama yang dipertanyakan keabsahannya. Jika informasi ini benar, maka tak hanya menyangkut reputasi Jokowi sebagai seorang pemimpin, tetapi juga kredibilitas sistem seleksi yang melibatkan dirinya. Sebuah tuduhan yang tidak bisa dianggap enteng, mengingat bahwa seorang pemimpin negara seharusnya memegang standar moral yang tinggi, apalagi dalam hal yang menyangkut integritas pendidikan dan kejujuran publik.

YG BILANG IJAZAH UGM JOKOWI PALSU VS ASLI

Selengkapnya ↕️↕️
Berikut adalah Daftar Lulusan Penerimaan Mahasiswa Baru PERINTIS.I UGM th 1980 Fakultas Kehutanan ¹:

Daftar Lulusan

  • 1. Adi Santosa (22/8943)
  • 2. Agung Purnomo (13/9051)
  • 3. Agus Haryadi Benedictus (9234)
  • 4. Agus Indrakso (14/9067)
  • 5. Agus Ingharto (7/8931)
  • 6. Agus Suseno (9054)
  • 7. Agustin Purwanti (1/9291)
  • 8. Agus Wahyudi (9088)
  • 9. Anwar Muhadi (8954)
  • 10. Bambang Guntur Sumedi (9056)
  • 11. Bambang Hermanto (8932)
  • 12. Bambang Soetrisno (8/9208)
  • 13. Bambang Suhardiyanto (12/9027)
  • 14. Basuki Djoko Purnomo (8968)
  • 15. Bismo Handoyo (8959)
  • 16. Budhi Christianto (23/9000)
  • 17. Dandung Herry Sugandhie (9191)
  • 18. Djoko Luknanto (19/—-)
  • 19. Djoko Murwono (33/9043)
  • 20. Djoko Murjatmodjo (17/8999)
  • 21. Djoko Purwono (39/8940)
  • 22. Djoko Waluyo (9289)
  • 23. Dominico Mario Prabowo (9064)
  • 24. Dyah Iswari (29/9163)
  • 25. Eddy Purwanto (9138)
  • 26. Edy Prayitno (8938)
  • 27. Edi Purnomo (9093)
  • 28. Edy Sulistiyono (9030)
  • 29. Edy Sulistyo (9107)
  • 30. Eka Sedya Edi Pranata (40/9018)
  • 31. Eko Supoyo (9231)
  • 32. Eko Wahyu Ali Basyah (9192)
  • 33. F. Widiastanto (9083)
  • 34. FX. Amrih Widodo (9256)
  • 35. Giyoko Soerachmat (32/9057)
  • 36. Hadi Riyanto (8981)
  • 37. Hari Nuredi (3/9114)
  • 38. Haryanto (8988)
  • 39. Hascaryo (26/9126)
  • 40. Hendrik Effendi (35/9123)
  • 41. Herman Sumaryana (2/9251)
  • 42. I Wayan Pudja (6/9017)
  • 43. Ignatius Sunarko (9081)
  • 44. Imam Santosa (5/9020)
  • 45. Joni Panji Sakti (8955)
  • 46. Ketut Winaya (9003)
  • 47. Kristanto (8930)
  • 48. Kurniawan Sutanto (4/9262)
  • 49. Kusmargono (21/8958)
  • 50. L. Bramono Budi Waspodo (9294)
  • 51. Lilik Karnain (28/9278)
  • 52. Lui Patrianto (9187)
  • 53. Marsudi (9033)
  • 54. Mochamad Sjachdirin (9005)
  • 55. Mohamad Amin (9233)
  • 56. Muh Nur Isnaeni (9147)
  • 57. Muhammad Fauzie Siswanto (9212)
  • 58. Muslikh (31/9008)
  • 59. Mustafa Ramadhon (9293)
  • 60. Nugraha Budi Setyadji (8947)
  • 61. Nugroho Edi (8994)
  • 62. Nur Hendro (20/9193)
  • 63. Petrus Wiy (9151)
  • 64. Pranowo Anantadi (9022)
  • 65. Purwanto (9177)
  • 66. R. Bambang Heryanto (16/9171)
  • 67. R. Djaka Nugraha (9073)
  • 68. R. Supriyadi Priyo Sudarmo (8965)

👆👆Bukti baru ternyata 1980 nama ~JOKO WIDODO~ Tida ada diterima di Fakultas Kehutanan UGM PRINTIS.I pada tahun 1980

Tentu saja, seperti mengurai benang kusut, banyak pihak lain yang kini harus dimintai pertanggungjawaban. Mulai dari partai pengusung yang mencalonkan Jokowi dengan latar belakang pendidikan yang dipertanyakan, hingga keluarga yang mungkin turut serta dalam membenarkan atau menyembunyikan informasi terkait ijazah tersebut. Setiap pihak yang terlibat memiliki andil dalam membentuk narasi yang kini berkembang luas.

Tidak kalah penting adalah peran Universitas Gadjah Mada (UGM), yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan keabsahan ijazah yang dikeluarkan. Sebagai institusi pendidikan terkemuka, UGM harus memberikan penjelasan tentang proses verifikasi ijazah yang dilakukan, mengingat posisi Jokowi yang kini memegang jabatan tertinggi di negara ini.

Berikutnya, media sosial dan buzzer-buzzer yang tersebar luas di dunia maya juga memperburuk situasi. Tanpa klarifikasi yang memadai, informasi yang tidak jelas beredar begitu cepat, menciptakan spekulasi yang semakin memperkeruh suasana. Buzzer yang seharusnya memperjuangkan transparansi dan kebenaran, malah cenderung digunakan untuk menutupi kekurangan dan mengalihkan perhatian publik dari isu sesungguhnya.

Kasus ini juga melibatkan oknum-oknum di dunia pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga SMA, yang harus dimintai pertanggungjawaban. Bagaimana mungkin seorang anak bisa mendapatkan ijazah yang tidak sah tanpa ada keterlibatan dari pihak-pihak yang lebih dekat dengan sistem pendidikan? Tentu saja, ini menunjukkan adanya celah yang sangat besar dalam sistem pengawasan pendidikan kita.

Di titik ini, masalah ini benar-benar menjadi sangat ruwet. Tidak hanya melibatkan satu atau dua orang, tetapi sudah mencakup banyak pihak yang memiliki kekuasaan, otoritas, dan tanggung jawab. Publik kini semakin bertanya-tanya apakah semua pihak yang terlibat dalam kasus ini akan diberikan pertanggungjawaban yang seharusnya.

Proses hukum harus berjalan tanpa pandang bulu, dan siapa pun yang terlibat dalam pemalsuan ijazah ini harus dikenai sanksi yang tegas. Agar kepercayaan publik terhadap sistem pemerintahan kita tidak semakin tergerus, setiap pihak harus transparan dalam memberikan klarifikasi dan membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dalam perbuatan yang merugikan bangsa ini.

Dugaan pemalsuan ijazah ini mungkin berawal dari sesuatu yang tampak sederhana, tetapi kini telah menjadi masalah besar yang melibatkan banyak pihak. Setiap langkah yang diambil dalam mengungkap kebenaran harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab. Jangan biarkan masalah ini terpendam begitu saja, karena semakin lama dibiarkan, semakin dalam luka yang ditinggalkan dalam sistem kita.

Jokowi akan Lawan Melalui jalur Hukum, Apakah Hukum bisa Ditegakkan?

ARTINYA, JIKA PERNYATAAN INI BENAR JOKOWI AKAN MELAKUKAN SEGALA CARA UNTUK MENUTUPI KEBENARAN :

OLEH : ARYO AJIYASA.

MEMBIARKAN PUBLIK SEMAKIN BERTANYA-TANYA, KENAPA HAL YANG SANGAT SEDERHANA DIBUAT SANGAT RUMIT DAN BERTELE-TELE, APA KEBENARAN ITU MEMANG TIDAK ADA?

MAYORITAS MASYARAKAT INDONESIA ITU PEMIKIR SEDERHANA, LUGAS DAN JUJUR, JIKA PERSEPSI MEREKA TENTANG PEMIMPINNYA MELESET KEPERCAYAANNYA AKAN SULIT DIPERBAIKI.

SILAHKAN SAJA, ITU HAK AZASI MASING-MASING UNTUK
BUNGKAM, TAPI INGAT PERMINTAAN MAYORITAS PUBLIK ITU TULUS. (tw)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement