Nusantara
Ditagih Pajak Besar, Pengusaha Susu UD Pramono yang Sering Bantu Peternak di Boyolali Angkat Tangan
REPORTASE INDONESIA – Boyolali, Pemilik UD Pramono Pramono, saat menunjukkan piagam penghargaan dari KPP Pratama Boyolali.
Nama Usaha Dagang (UD) Pramono tak asing bagi peternak sapi perah di kawasan lereng Gunung Merapi wilayah Boyolali dan Jatinom, Klaten.
UD Pramono dikenal sebagai pembeli susu sapi para peternak dengan harga yang dinilai tinggi yaitu Rp7.250 per liter.
Tak hanya itu, para peternak juga mendapat kiriman pakan sepekan sekali untuk menunjang kualitas susu sapi mereka.
Bahkan, para peternak juga bisa meminjam uang kepada UD Pramono tanpa bunga sama sekali.
Tidak heran mitra peternak sapi perahnya mencapai 1.300 orang dari enam kecamatan. Lima kecamatan di Boyolali yaitu Mojosongo, Musuk, Tamansari, Cepogo, dan Ampel,
Sedangkan satu kecamatan di wilayah Klaten yaitu Jatinom. Akan tetapi, Pramono, pemilik UD Pramono, memutuskan akan menutup usahanya per 1 nov kemarin,
Penyebabnya karena rekening usahanya diblokir oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali karena disebut belum memenuhi kewajiban pembayaran pajak. Akibat pemblokiran rekening bank ini UD Pramono pun tak bisa membayar susu ke para peternak.
Pemilik UD Pramono Boyolali, yakni Pramono mengaku pilih menutup usahanya karena sudah tak sanggup kegiatan ekonominya.
Namun demikian, dia tidak menyalahkan kantor pajak yang membekukan rekeningnya.
“Aku sudah tidak sanggup,” ujar pengepul susu sapi di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Selasa (29/10/2024).
Akibatnya, uang miliknya sebesar Rp 670 juta di rekening salah satu bank milik BUMN pun tak bisa dicairkan. Padahal, sebagian dari uang itu milik 1.300 peternak sapi perah yang menjadi mitranya.
Ribuan peternak itu tersebar di lima kecamatan di Boyolali dan satu kecamatan di Klaten. Nasib peternak pun terancam terpuruk.
Selama ini, UD Pramono tak hanya membeli susu dengan harga paling tinggi, namun juga dinilai paling konsisten. Bahkan, susu dari sapi yang sakit tetap mau dibeli, meskipun akhirnya harus dibuang.
Pramono juga mengaku tak pernah membebankan kepada peternak, jika susu yang akan disetorkan ditolak pabrik. Dia pun memberikan kredit tanpa bunga kepada petani binaannya.
Namun, tak lama lagi, 1.300 peternak sapi perah tak mendapatkan kemudahan lagi.
Ya, Pramono menyatakan tak lagi menerima susu dari peternak. Bahkan Pramono juga sudah pamitan dengan dua IPS besar yang selama ini menerima setoran susu.
“Saya tidak menyalahkan bank dan kantor pajak yang sudah memblokir membekukan uang saya. Saya hanya sudah tidak mampu karena capek,” ungkapnya. (ut)