Ekonomi
Garuda Indonesia Catat Kerugian Triliunan Rupiah, Ini Penyebabnya

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Maskapai penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, kembali mencatat kerugian signifikan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, perusahaan mengalami rugi bersih sebesar US$69,78 juta atau setara dengan Rp1,15 triliun. Kerugian ini terjadi di tengah upaya perusahaan dalam meningkatkan layanan dan jumlah armada operasional.
Salah satu faktor utama penyebab kerugian adalah meningkatnya beban usaha sebesar 18,32 persen. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh biaya pemeliharaan dan perbaikan pesawat yang melonjak tajam. Sejumlah armada yang memasuki jadwal perawatan besar (overhaul) turut memperberat beban keuangan maskapai pelat merah tersebut.
Meski mengalami kerugian, Garuda Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah penumpang yang diangkut. Pada kuartal ketiga 2024, jumlah penumpang mencapai 17,73 juta orang, meningkat seiring dengan kenaikan frekuensi penerbangan sebesar 12,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan juga menargetkan dapat mengoperasikan hingga 100 armada pesawat pada akhir 2025 sebagai bagian dari strategi pemulihan dan ekspansi.
Sebelumnya, pada semester pertama 2024, Garuda Indonesia melaporkan kerugian sebesar US$101,66 juta atau sekitar Rp1,54 triliun. Kenaikan biaya operasional, terutama bahan bakar serta pemeliharaan dan perbaikan pesawat, menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan kinerja keuangan.
Meskipun menghadapi tantangan berat, manajemen Garuda Indonesia tetap optimistis dalam memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Berbagai strategi efisiensi dan peningkatan layanan terus dilakukan guna menjaga daya saing di industri penerbangan nasional. (ut)
