Connect with us

Megapolitan

Hati-Hati Dibalik “Takjil War”

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Di Paltform sebelah, viral ramadhan ini banyak nonis yg ikut berburu takjil, booking tempat buka puasa, berpenampilan ala muslim/ah bahkan sampai ke masjid, ada rasa senang dan harapan semoga menjadi pintu hidayah buat mereka.

Hanya untuk temen-teman yang nonis, dalam ajaran Islam tidak boleh ikut-ikutan merayakan, mengucapkan selamat bahkan meniru ataupun menyerupai umat agama lain.

Jadi, jika nanti acara keagamaan kalian, tolong jangan dibilang kami gak toleran karena tidak membalas “keasyikan” kalian yang menghargai agama kami.

Silahkan saja, buat temen-temen yang nonis ikut merasakan dan menyemarakan Ramadhan, bersenang-senanglah rebutan Takjil dan boronglah tempat-tempat makan saat berbuka, bahkan kalian berlaku tidak “fair” pun kami terima. Kalian serbu mulai jam 3 sore saat kami nafas aja sudah pake 1/2 insang, kami tidak ada masalah.

Asal jangan nanti kalian komplain kenapa kami tidak mengucapkan selamat hari raya agama kalian dan tidak ikut merayakan.

Mohon maaf, Islam ini kalo pinjem istilah film yang lagi trend memang “agak laen”. Kalo sudah masalah Aqidah, tegak lurus dan tidak bisa bengkok.

Jadi bentuk toleransi kami adalah dengan membiarkan kalian merayakan hari raya dan melaksanakan peribadatan kalian dengan baik.

Untuk temen-temen nonis, tanpa ada ucapan dan terlibatnya kami dalam acara kegamaanmu tidaklah mengurangi kehikmatan. Bahkan malah lebih syahdu bukan, Mohon maaf bukan lebay, sekedar reminder untuk temen-temen seaqidah.. Karena dalam Islam ada batasan mengenai ibadah.

Terima kasih atas keseruan di Ramadhan tahun ini.

Kembali ke prinsip dasar, “Lakum dinukum waliyadin” bagiku agamaku dan bagimu agamamu. (ut)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement