Tokoh RI
Ingin Tagih Utang Rp.179 M ke Pemerintah, Jusuf Hamka Minta Bantuan Mahfud MD

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Pengusaha besar yang selalu membantu rakyat kecil Jusuf Hamka meminta Menko Polhukam Mahfud MD untuk menindaklanjuti utang pemerintah sebesar Rp179 miliar kepada PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) miliknya itu. Uang tersebut diklaim merupakan kesepakatan CMNP dengan pemerintah atas deposito dan giro yang ditempatkan perusahaan di bank yang telah dilikuidasi pada krisis moneter 1998.
“Pak Mahfud, jangan nguburin swasta yang utang kepada pemerintah. Tapi pemerintah utang ke swasta suruh bayar juga dong,” ujar Bos CMNP itu, Rabu (7/6/2023).
Mengutip berita acara kesepakatan jumlah pembayaran berkop surat Kementerian Keuangan, tertulis bahwa Mahkamah Agung telah memutuskan pada 15 Januari 2010, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan harus membayar deposito berjangka senilai Rp 78,84 miliar dan giro Rp 76,09 juta. Putusan hukum itu juga meminta pemerintah membayar denda 2% setiap bulan dari seluruh dana yang diminta CMNP hingga pemerintah membayar lunas tagihan tersebut.
Kemudian CMNP juga sempat mengajukan permohonan teguran ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar pemerintah melaksanakan putusan yang telah inkracht tersebut. Lalu, perwakilan pemerintah bertemu dengan CMNP dan meminta pembayaran dilakukan hanya pokok saja alias tanpa denda.
CMNP keberatan atas permintaan tersebut dan meminta pemerintah tetap membayar denda. Akhirnya kedua pihak sepakat untuk membayar pokok dan denda dengan total nilai Rp 179,5 miliar. Pembayaran itu akan dilakukan dua tahap, yakni pada semester pertama tahun anggaran 2016 dan semester pertama 2017, dengan masing-masing nilai Rp 89,7 miliar.
Namun sampai saat ini, piutang CMNP belum juga dibayarkan. Jusuf pun mengaku dirinya sudah meminta bantuan berbagai pejabat pemerintah seperti Menko Marves, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan.
“Tapi engga dibayar sudah 8 tahun. Sudah dilempar sini, lempar sana, ya capek juga akhirnya saya engga mau kalau sekarang cuma dibayar Rp170 miliar. Sudah hampir Rp800 miliar kalau ikut bunga. Karena keputusan MA ada bunganya,” jelas pria yang akrab disapa Babah Alun itu.
Tepat 8 tahun lalu, yakni tahun 2015, ia dipanggil oleh Bagian Hukum dari Kementerian Keuangan yang saat itu diduduki Indra Surya. Saat pertemuan itu, Jusuf menceritakan Kemenkeu meminta diskon atas kewajiban membayar bagi pemerintah.
Jusuf pun menyetujui dan kewajiban yang harus dibayarkan pemerintah menjadi hanya sekitar Rp 170 miliar, dengan janji pemerintah akan membayar dalam waktu 2 minggu setelah teken perjanjian hari itu. Tetapi karena sudah 8 tahun ‘dilempar ke sana-sini’ ia mengaku tidak rela jika hanya dibayar sebesar nominal tersebut.
“Saya menaruh harapan kepada Pak Mahfud. Mudah-mudahan Pak Mahfud bisa merealisasikan harapan saya,” katanya.
Adapun, masalah tersebut berawal saat krisis keuangan tahun 1997-1998. Kala itu perbankan mengalami kesulitan likuiditas hingga mengalami kebangkrutan. Kemudian pemerintah merilis Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang ditujukan kepada bank agar bisa membayar kepada para deposannya.
Ketika itu, CMNP memiliki deposito di Bank Yakin Makmur (Bank Yama). Akan tetapi perusahaan tidak mendapatkan ganti atas depositonya, karena dianggap berafiliasi dengan Bank Yama. (ut)
Tokoh RI
Capres Anies Janjikan Bawa Kerukunan Jakarta ke Tingkat Internasional

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Calon presiden nomor urut 1 untuk Pemilu 2024 Anies Baswedan menjanjikan akan membawa kerukunan Jakarta yang merupakan hasil ketika dirinya masih menjadi gubernur ke tingkat internasional.
Menurut Anies, bukan persoalan siapa yang memimpin Jakarta, namun gagasan persatuan apa yang bisa dikolaborasikan untuk mewujudkannya.

Anies melihat Jakarta dengan beragam suku, agama, ras, dan golongan bisa memiliki gagasan persatuan yang ditopang oleh rasa keadilan dan perlindungan untuk semua.

Sehingga negara bisa melindungi semua, karena negara memandang seluruh yang ada di Jakarta sebagai warga negara yang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan yang sama. (ut)
Tokoh RI
Anies Sindir Rumput JIS yang Diganti Pihak PSSI karena Pernah Disebut Tak Berstandar FIFA

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan sempat menyindir rumput Jakarta Internasinal Stadium (JIS) yang telah diganti dari aslinya dan mendapat keluhan pemain Timnas U-17 Argentina.
Sindiran itu diungkap Anies dalam Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan yang diselenggarakan The Habibie Center, di Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).
Awalnya, Anies memperkenalkan salah satu kebijakannya yang mendukung energi berkelanjutan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah pembangunan JIS.
“Kita tahu di JIS itu konsep bangunannya adalah konsep green building level platinum, dan di situ juga menggunakan 1.080 unit panel surya yang ada di atas JIS itu,” ujar Anies.

Dia menyebutkan, energi listrik yang digunakan JIS berasal dari panel surya yang merupakan salah satu energi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Anies kemudian menyebutkan, yang menggunakan panel surya adalah atap JIS, bukan rumput yang kini kembali ramai dipersoalkan.
“Jadi bapak ibu sekalian, energi yang dipakai di JIS itu menggunakan itu semua, bukan rumputnya yang pakai net zero, tapi atapnya. Kalau rumputnya biar urusan FIFA itu ramainya,” katanya.
Sebelumnya, Ketua PSSI Erick Thohir menyebut rumput JIS disebut standar FIFA.
Oleh karena itu, rumput lapangan JIS kemudian diganti agar sesuai standar FIFA dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-17.
Namun, pada Jumat (17/11/2023), hasil pergantian rumput JIS justru dikeluhkan oleh Kapten Timnas U-17 Argentina Claudio Echeverri.
Menurut Claudio Echeverri, kondisi rumput JIS tak memuaskan. Ia menyebut rumput terasa buruk karena tak basah.
“Tidak, lapangan bermain sangat tidak padat dan tak basah juga, jadi agak buruk,” kata Echeverri.
Pemain berumur 17 tahun itu mencoba membandingkan rumput JIS dengan Stadion SI Jalak Harupat. Echeverri mengungkapkan, rumput Stadion Si Jalak Harupaat jauh lebih baik ketimbang JIS.
Walau demikian, Echeverri tak mau mempermasalahkan rumput JIS. Sebab, yang terpenting Argentina mampu menang atas Polandia.
“Lapangan Bandung lebih baik, tetapi tidak masalah. Kami mencoba bermain dan baiklah kami berhasil mengamankan kemenangan,” kata dia. (ut)
Tokoh RI
Ketua GNPF Yusuf Martak di Ijtima Ulama: Paslon Berkhianat, Komando Habib Rizieq di DKI

REPORTASE INDONESIA – Bogor, Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak memberikan pidato pembukaan acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Kompleks Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor, Sabtu (18/11).
Acara itu digelar oleh tiga pilar, yakni GNPF, Persaudaraan Alumni 212, dan Front Persaudaraan Islam dan dihadiri capres dan cawapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Dalam pidatonya, Martak menyinggung berbagai hal. Mulai dari mengungkit Pilpres 2019, terselamatkan dari capres-cawapres terindikasi berkhianat, hingga keberhasilan kepemimpinan mantan pentolan FPI, Habib Rizieq Shihab.
Perjuangan tanpa pamrih dibalas paslon terindikasi berkhianat
Yusuf Martak menyinggung capres-cawapres yang terindikasi berkhianat pada Pilpres 2019 lalu.
Padahal, kata Martak, kala itu mereka telah berjuang tanpa pamrih dan tak meminta apapun dari pasangan calon tersebut. Ia mengaku bersyukur Tuhan menyelamatkan kelompoknya dari paslon yang terindikasi berkhianat tersebut.
“Alhamdulillah kita bersyukur ke hadirat Allah SWT, Allah lebih cinta dan menyayangi kita, menyelamatkan kita dari pasangan calon yang memang sudah ada indikasi akan mengkhianati kita,” kata Yusuf dalam pembukaan acara Ijtima Ulama di Sentul, Bogor, Sabtu (18/11).
“Saya mengingat pada peristiwa 2019, saat itu kita mengadakan Ijtima Ulama bahkan sampai empat kali…Suka duka telah kita lalui, segala perjuangan telah kita lakukan tanpa pamrih, tanpa memungut biaya, tanpa meminta apapun dari pasangan calon,” lanjutnya.
Meski demikian, hingga akhir pidatonya Yusuf tak merinci siapa paslon yang terindikasi berkhianat itu.
Gelar Ijtima Ulama 4 kali jelang Pilpres 2019
Pada kesempatan yang sama, Martak juga menyinggung Ijtima Ulama yang digelar sebanyak empat kali jelang Pilpres 2019 silam.
Ia bercerita kala itu dirinya terlibat penuh dalam seluruh gelaran Ijtima Ulama tersebut.
Forum serupa seperti hari ini juga pernah digelar dengan tajuk Ijtima Ulama II.
Acara itu digelar oleh GNPF Ulama hingga PA 212 jelang Pilpres 2019 lalu. Kala itu, Forum tersebut menghasilkan dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Prabowo-Sandi pada saat itu menyepakati tawaran janji politik atau Pakta Integritas yang disodorkan forum Ijtima Ulama II.
Kenang kepemimpinan Habib Rizieq Shihab
Martak juga mengenang komando Rizieq Shihab mulai dari Pilkada 2017 hingga 2019 lalu.
Di hadapan Anies, Martak menyinggung keberhasilan Rizieq mengantarkan Anies memenangkan pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Co-captain Timnas Amin itu, berharap kelompok yang tergabung dalam Ijtima Ulama akan kembali bersamanya di Pilpres 2024 nanti.
Meski demikian, ia mengklaim tak mempromosikan Anies dalam kesempatan itu lantaran mengaku ia juga masih belum mengetahui hasil dari Ijtima Ulama hari ini.
“Saya hanya memberikan satu kata kunci bahwa keumatan di bawah komando Habib Rizieq yang mana telah menyukseskan saudara Anies Baswedan mengantarkan hingga menjadi Gubernur DKI,” tegas dia. (utw)
-
Ekonomi2 days ago
PT Koperumnas Gelar Acara STK bagi 300 Konsumennya
-
Hiburan2 days ago
Wali Band Rilis Single ‘Fatimah’ Jelang 25 Tahun Berkarya dengan Konsep VideoKlip Nuansa Timteng
-
Tokoh RI2 days ago
Capres Anies Janjikan Bawa Kerukunan Jakarta ke Tingkat Internasional
-
Politik4 days ago
Jaga Netralitas, Forum Alumni UI Minta Jokowi Cuti Sebagai Presiden
-
Otomotif4 days ago
Beli Motor Listrik di Inabuyer EV Expo 2023 Dapat Subsidi Rp 7 Juta
-
Teknologi4 days ago
Tingkatkan Teknologi dan Keterampilan SDM, KAI Commuter MoU dengan Perusahaan Perkeretaapian Luar Negeri
-
Gayahidup4 days ago
Lions Clubs International – Distrik 307 A1 Gelar Lions Ride 2023 “Ride for Diabetes” di PIK
-
Hukum3 days ago
Putusan MK Loloskan Anak Jokowi, Berdampak Gibran Digugat Rp 204 Trilliun