Connect with us

Ekonomi

Jokowi Terbitkan Aturan Baru Pajak Gaji Pekerja, Berlaku Mulai 1 Januari 2024! Sungguh Tega!

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan aturan mengenai penghitungan pajak gaji pekerja. Aturan ini sudah ditandatangani Jokowi pada 27 Desember 2023 dan akan berlaku di 1 Januari 2024.

Beleid itu berbentuk PP Nomor 58 Tahun 2023 tentang Tarif Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa atau Kegiatan Wajib Pajak Orang Pribadi. 

Dalam lampiran pp tersebut, ada beberapa tarif pajak yang diberlakukan.

A. Tarif Efektif Bulanan Kategori A antara lain tarifnya;

1. Untuk penghasilan bruto bulanan Rp5,4 juta tarif pajaknya gratis

2. Untuk penghasilan Bruto Rp5,4 juta sampai dengan Rp5,65 juta, tarif pajaknya 0,25 persen

3. Untuk penghasilan bruto Rp5,65 juta sampai Rp5,95 juta, tarif pajaknya 0,5 persen

4. Untuk penghasilan di atas Rp9,65 juta sampai Rp10,05 juta, tarif pajaknya 2 persen

B. Tarif Efektif Bulanan Kategori B, antara lain tarifnya;

1. Untuk penghasilan bruto sampai dengan Rp6,2 juta tarifnya 0 persen

2. Untuk penghasilan bruto di atas Rp6,2 juta sampai  Rp6,5 juta, tarif pajaknya 0,25 persen

3. Untuk penghasilan bruto di atas Rp6,2 jura sampai Rp6,85 juta, tarif pajaknya 0,5 persen

Dengan tarif itu, bagaimana menghitung pajak gaji kita?

Mengutip simulasi yang dibuat dalam pp tersebut, misal Tuan R bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT ABC dengan gaji  Rp10 juta per bulan dan membayar
iuran pensiun Rp100 per bulan dengan status menikah dan tidak memiliki tanggungan maka perhitungan pajak gajinya sebagai berikut:

1. Berdasarkan status PTKP (K/O) dan jumlah penghasilan bruto sebulan Rp10 juta, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan R untuk masa pajak Januari 2024 sampai November 2024 dilakukan dengan menggunakan tarif efektif Kategori A yaitu dengan tarif sebesar 2 persen, besaran Pajak Penghasilan Pasal 21 per bulan yang dipotong oleh PT ABC atas penghasilan Tuan R untuk masa pajak Januari sampai November 2024 adalah; 

Rp10 juta x 2 persen= Rp200 ribu per bulan

2. Pada bulan Desember 2024, penghitungan besarnya  pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan R dalam satu tahun pajak (Januari-Desember 2024) dilakukan dengan menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Gaji

Rp1O juta x 12 = Rp12O juta

Pengurangan:

1. Biaya jabatan 5 persen x Rp12O juta = Rp6 juta

2. luran pensiun Rp100 ribu x12             = Rp1,2 juta

                                                          =Rp7,2 juta


Penghasilan neto setahun                     = Rp112,8 juta
Penghasilan Tidak Kena Pajak setahun   = Rp58,5 juta
Penghasilan Kena Pajak setahun.           = Rp54,3 juta

Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun     = Tarif Pasal 17 ayat ( 1) huruf a UU PPh x Penghasilan Kena Pajak setahun
                                                          = 5 persen x Rp54,3 juta= Rp2,715 juta

Pajak Penghasilan Pasal 21 bulan Desember 2024 = Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun – jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 bulan Januari 2024 sampai dengan
November 2024 yang telah dipotong = Rp2,715 juta- (Rp200 ribu x 11) = Rp515 ribu.

Ini menunjukkan bahwa pemerintahan Jokowi sudah tidak sanggup mengatasi masalah ekonomi yang sudah akut, dengan terus menambah hutan untuk pembangunan yang banyak dikorupsi, sehingga tak mampu mengembalikan bunga hutan sesuai kesepakatan. Lalu mereka akhirnya mengambil jalan pintas dengan memeras rakyatnya melalui pajak-pajak dan aturan baru, Inilah bukti bahwa mereka tidak mampu menyejahterakan rakyatnya. (tri)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement