Connect with us

Ekonomi

Makna Idul Adha bagi Umat Islam dan Sejarah Singkat Hari Raya Qurban

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Makna Idul Adha sebaiknya dipahami oleh umat Islam menjelang perayaan hari raya kurban tersebut. Selain itu, jika menengok sejarah Idul Adha maka, umat Islam akan teringat kisah Nabi Ibrahim AS.Sejarah Idul Adha memang lekat dengan kisah Nabi Ibrahim AS saat beliau diperintahkan oleh Allah SWT menyembelih putranya Ismail. Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari raya penyembelihan. Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim.

Sejarah Idul Adha

Sejarah Idul Adha memang berdasarkan dengan kisah Nabi Ibrahim AS. Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta.Riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Pada zamannya, dengan kekayaan tersebut maka Nabi Ibrahim tergolong milliuner. Ketika pada suatu hari, Ibrahim AS ditanya oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?” dan secara perekonomian atau manfaatnya mereka mempunyai harta yang dikorbankan.

Lalu dijawab oleh Nabi Ibrahim AS: “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”Maka, Allah menguji iman dan taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya Ismail yang kala itu masih berusia 7 tahun. Anak yang elok rupawan, sehat lagi cekatan ini, supaya dikorbankan dan disembelih dengan menggunakan tangannya sendiri.

Peristiwa yang menjadi sejarah Idul Adha itu dinyatakan dalam Al-Qur’an:قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَIbrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnay aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Aa-saffat: 102).Nabi Ibrahim memantapkan niatnya. Nabi Ismail pasrah, seperti ayahnya yang telah tawakkal.

Sedetik setelah pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba posisi Nabi Ismail tersebut diganti dengan domba yang diturunkan dari langit oleh Allah. Allah telah meridloi kedua ayah dan anak memasrahkan tawakkal mereka. Sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110.

Makna Idul Adha bagi Umat Islam 

Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail diatas, bagi umat Islam harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang mengandung pembelajaran paling tidak pada tiga hal:

1. Ketakwaan

Takwa adalah ketaatan seorang hamba pada Tuhannya dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Nya.Dalam hal ini Nabi Ibrahim memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi. Atas ketakwaan tersebut, Allah SWT pun menggantikan anaknya dengan seekor domba untuk disembelih.

2. Hubungan antar manusia

Ajaran Islam sangat memerhatikan solidaritas sosial. Contohnya, saa berpuasa tentu umat Islam merasakan bagaimana susahnya hidup seorang dhua’afa yang memenuhi kebutuhan poangannya sehari-hari saja sulit.Lalu dengan menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada kaum tak berpunya itu merupakan salah satu bentuk kepedualian sosial seoarng muslim kepada sesamanya yang tidak mampu.

3. Peningkatan kualitas diri

Hikmah ketiga dari hari raya kurban ini adalah memperkukuh empati, kesadaran diri, pengendalian dan pengelolaan diri yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji.

Demikian makna Idul Adha dan sejarah singkat Idul Adha yang juga disebut sebagai Hari Raya Kurban.

Kami segenap Pimpinan, Direksi dan insan Pers dari mediaonline www.Reportaseindonesia.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha dan Selamat Berkurban. Syukron.

MERAIH PUNCAK KEIMANAN IBRAHIM DAN ISMAIL

Sebuah Peristiwa Perintah yang secara logika sangat mustahil bisa diterima oleh setiap Ayah dan Anak, seperti yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Ismail,

Tapi peristiwa tersebut sangat bisa diteladani HIKMAH nya oleh setiap kita yang ingin menggapai Puncak Keimanan sebagaimana imannya Nabi Ibrahim dan Ismail

” KETAKUTAN ” seorang Ayah dan Ibu atas masa depan anak-anaknya.

Membuat mereka berupaya memperkaya keluarga ” SECARA BERLEBIHAN”, dengan alasan demi kelangsungan hidup masa depan keturunan keluarga tersebut. Bahkan hingga melakukan perbuatan “korupsi” dan menghalalkan segala cara demi masa depan anak-anak.

Padahal yang dibutuhkan keturunan kita adalah ILMU tentang IMAN untuk memahami semua Kemahahebatan Allah bukan WARISAN MATERI, agar mereka mampu BERSAKSI bahwa Allah adalah satu-satunya SUBYEK di Alam Semesta ini, yang memilik OTORITAS PENUH serta BERTANGGUNGJAWAB PENUH atas keberlangsungan KEHIDUPAN seluruh Makhluk CiptaanNya,

Kita tidak dituntut bertanggungjawab atas keberlangsungan kehidupan orang lain atau makhluk lain, jangankan mengurus dan memenuhi kebutuhan orang lain atau makhluk lain, kehidupan diri kita sendiri saja tunduk patuh dan bergantung penuh atas Kehendak dan Ketentuan Allah SWT

Ismail ikhlas menyerahkan nyawanya kepada Ayahnya demi Perintah Allah, dan Ibrahim juga tunduk dan patuh melaksanakan perintah yang sangat mustahil bisa dilakukan oleh orang biasa,

Ketika totalitas Keikhlasan dan Kepatuhan Ibrahim dan Ismail itu dipertontonkan hanya kepada Allah, maka yang terjadi adalah MU’JIZAT (Keajaiban),

Pedang tajam yang telah terhunus dileher Ismail itu membuat Allah ‘TERSENYUM BANGGA’ terhadap kedua Hambanya yang super hebat itu, maka secepat kilat Allah mengutus Jibril mengambilkan Dombanya HABIL yang digembalakan di Sorga untuk menggantikan Ismail

Apakah ada Prahara yang kita alami selama hidup ini seberat peristiwa Ibrahim dan Ismail itu ?

Ingin segala bentuk Prahara sirna seketika ? Ikuti jejak totalitas Keikhlasan dan Kepatahuan Ibrahim dan Ismail terhadap Perintah Allah SWT

Caranya ?
BerQurbanlah dan Berbagilah untuk menyembelih segala bentuk KETAKUTAN akan Masa Depan dan menumpas EGOISME yang merasa diri ini sebagai SUBYEK atas semua orang dan segala hal yang ada dalam genggaman kekuasaan kita. (utw)

https://www.facebook.com/1053877525/posts/10228918984653398/?mibextid=Nif5oz

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Copyright © 2023 REPORATASE INDONESIA, Web Design by PT. Ciptamedia Kreasi