Internasional
Menjalani RAMADAN di KOREA SELATAN
REPORTASE INDONESIA – Korea Selatan, Menghabiskan bulan Ramadan sambil berkuliah di luar negeri, khususnya di Korea Selatan merupakan pengalaman yang menantang sekaligus bermanfaat. Suasana berbeda yang diciptakan oleh kehadiran sesama Muslim menjadi kegembiraan tersendiri dan membangkitkan semangat. Salah satu mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Korea Selatan akan berbagi pengalamannya menjalani Ibadah puasa di Korea Selatan. Simak ya!
Rayhan Hanif Usamah, yang biasa disapa Rayhan, menghabiskan Ramadan dan Idul Fitri di Gunsan, Provinsi Jeollabuk-do. Rayhan adalah seorang mahasiswa dari Indonesia yang sedang belajar teknik mesin, dengan fokus pada teknik otomotif masa depan, di Kunsan National University. Sebagai seorang Muslim yang saat ini tinggal di Korea, secara mengejutkan Rayhan mengaku tidak merasa sulit berpuasa di Korea. Padahal, berpuasa di Korea selatan lebih lama daripada di Indonesia, yaitu selama sekitar 16 jam 30 menit setiap hari. Setelah makan sahur, dia memiliki beberapa jam untuk bersiap-siap ke kampus, lalu ia menyelesaikan kegiatannya dari kampus sekitar 50 menit sebelum berbuka puasa, ia memanfaatkan waktu ini untuk memasak atau ngabu burit sambil membeli makanan.
Cuaca di Korea Selatan membuat puasanya jauh lebih mudah tahun ini, karena bulan Mei di Korea tidak sepanas seperti di Indonesia, jadi tidak menyebabkan banyak dehidrasi. Rayhan juga merasa mudah menemukan makanan halal di Gunsan. Dia dapat membelinya secara online, karena ada banyak orang Indonesia yang memasak dan menjual makanan halal yang lezat dengan harga terjangkau. Untuk pilihan lain, ia dapat langsung membeli makanan halal asal Uzbek atau Turki di sekitar masjid di Gunsan.
Meskipun Rayhan tinggal cukup jauh dari Masjid Pusat Seoul, dia senang karena ada masjid juga di Gunsan. Meskipun jaraknya lebih jauh dibandingkan dengan apa yang dulu dia miliki di Indonesia, dia merasa senang setiap kali dia mengunjungi masjid karena dia dapat menemukan banyak makanan halal, bertemu teman, dan, tentu saja, berbuka puasa dan berdoa bersama pada saat tarawih.
Berbeda dengan pengalaman Ramadan pada umumnya, yang dirasa kurang memuaskan oleh Rayhan adalah merayakan Idul Fitri di Korea terasa berbeda. Idul Fitri di kampung halaman di Indonesia merupakan ajang reuni keluarga. Selain itu, ada beberapa makanan khas Idul Fitri di Indonesia, opor ayam dan ketupat. Sementara di Korea ia hanya merayakan Idul Fitri dengan komunitas muslim disana saja.Tahun ini, Rayhan merayakan Idul Fitri tanpa makanan dan tanpa keluarganya dan itu membuatnya sangat merindukan rumah dan keluarganya. Selama Idul Fitri, ia melakukan sholat Idul Fitri di Masjid Anas Bin Malik di Gunsan di pagi hari dan setelah itu ia melanjutkan dengan mengambil kelas dan bekerja. Meskipun perayaannya tidak sebesar di Masjid Pusat Seoul di Itaewon, Rayhan mengaku bahwa masjid di Gunsan ini cukup bagus.
Tentu saja ada beberapa persamaan dan perbedaan dalam menjalani Ramadan dan Idul Fitri di berbagai negara, dibandingkan dengan negara asalnya sendiri. Rayhan mengatakan tidak perlu khawatir berada di negara yang berbeda, terutama di Korea. Yang berbeda hanyalah diperlukan lebih banyak upaya dalam menemukan makanan halal dan menemukan masjid atau tempat untuk beribadah.
Berikut beberapa fakta tentang bulan Ramandhan di Korea Selatan:
- Hanya segelintir non-muslim yang tahu tentang bulan Ramadan
- Banyak kurma dijual di supermarket
- Masjid menjadi lebih ramai dari biasanya
- Banyak Muslim yang berbuka puasa di masjid.