Connect with us

Ekonomi

Menkominfo ingin pungut pajak dari judi online, Apakah artinya akan Dilegalkan?

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie yang mengusulkan memungut pajak dari sektor judi online dihujat warganet dan dikritik sejumlah pakar.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan memajaki judi online sama artinya negara melegalkan dan memfasilitasi perjudian.

“Itu sama saja seperti negara jualan narkoba tapi dipajakin, enggak ada bedanya” ujar Bhima kepada BBC News Indonesia, Kamis (07/09).

Sementara warganet menyebut pernyataan Menteri Budi Arie seakan mewakili cukong judi online lantaran tak memahami bahayanya di masyarakat.

Sebab gara-gara orang kecanduan judi online ada yang nekat melakukan kejahatan pencurian hingga pembunuhan.

Mengapa Menkominfo ingin pajaki judi online?

Usulan memajaki judi online diungkapkan Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Senin (04/09).

Ia berkata judi online termasuk kejahatan trans-nasional karena server situsnya di luar negeri seperti Kamboja dan Filipina.

Kendati begitu Kominfo akan serius memberantas judi online, ujarnya.

Meskipun, sambung mantan ketua relawan pro Jokowi tersebut ada pihak yang mengusulkan padanya untuk memajaki judi online.

“Saya berdiskusi dengan banyak pihak bilang, ‘ya sudah dipajakin saja’. Dibuat terang dipajakin, kalau enggak kita juga kacau…” ungkap Budi Arie di DPR.

Budi Arie kemudian menjelaskan alasan di balik usulan itu agar uang dari Indonesia tak lari ke negara lain.

Sebab, dia mengeklaim, di negara ASEAN hanya Indonesia yang tidak melegalkan perjudian.

“Saya bukan promotor. Coba kita kaji bersama, kalau enggak duit kita diambil negara-negara itu,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta Convention Center (JCC).

Menteri Budi menaksir uang lari ke luar negeri dari transaksi judi online mencapai Rp150 triliun dan nilainya semakin besar setiap tahun.

Itu mengapa muncul usulan dari sejumlah pihak kepadanya agar memajaki judi online.

Dengan begitu negara tidak dirugikan dan anak-anak bisa dilindungi, Budi mengeklaim.

Dia pun menduga ada kelompok tertentu di negara lain yang memanfaatkan kampanye anti-judi di Indonesia.

Masak sebagai bangsa bodoh banget sih. Jangan-jangan ada proxy-proxy dari negara lain yang suruh kita untuk anti judi di sini, duitnya ke negara itu.”

“Kita harus realistis sebagai bangsa…” sambungnya.

Apakah memungut pajak dari judi online solusi? Dan apakah itu artinya Pemerintah akan Melegalkannya?

Ekonom yang juga Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan memajaki judi online atau bahkan melegalkan perjudian seperti yang diusulkan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie bukan jalan keluar yang tepat untuk memberantas judi online ilegal.

Karena menurutnya, judi online ilegal akan tetap ada dan orang-orang kelas bawah akan beralih ke judi online ilegal karena bebas pajak.

Bagi Bhima usulan Menteri Budi Arie itu sebagai ketidakmampuan mengatasi persoalan judi online lantaran meski telah memblokir 840.000 situs judi online tapi tetap saja muncul.

Bareskrim Polri pernah mengungkap server judi online di Indonesia beroperasi di luar negeri seperti Kamboja dan Filipina.

Sehingga sampai saat ini polisi hanya bisa menangkap ratusan orang yang terdiri dari bandar, pemain dan pengelola situs.

“Jadi jangan sampai kegagalan mengatasi judi online ini akhirnya menjadi apologi atau pembelaan dan justru melegalkan,” ujar Bhima, Kamis (07/09).

Menurut dia judi online yang sudah menjadi kejahatan lintas negara harus ditangani dengan menggandeng negara lain.

Misalnya dengan bergabung dalam FATF (Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing) atau forum internasional yang menangani kejahatan di bidang keuangan seperti pencucian uang, pendanaan terorisme dan aktivitas kriminal antar-negara lainnya.

Dengan menjadi anggota FATF, kata Bhima, Indonesia bisa melacak sumber uang dari judi online yang mengalir keluar negeri.

Sebab dia meyakini judi slot seperti yang tenar di Indonesia juga dilarang di negara-negara lain.

Sayangnya, imbuh Bhima, Indonesia satu-satunya negara anggota G-20 yang belum menjadi anggota FATF.

“Kalau gabung akan bisa tracing uang judi online itu kemana. Karena meskipun ada negara yang membolehkan perjudian seperti Hong Kong, tapi kalau ada platform yang mencari uang dengan eskpor judi ke Indonesia itu tidak boleh.”

“Tinggal ngomong ke negara itu untuk ditindak.”

“Selama ini kerjasama kita di tingkat luar negeri gimana? Payahlah.”

Apa untung dan rugi judi online dilegalkan?

Bhima Yudhistira menilai tak ada yang diuntungkan dari melegalkan perjudian atau judi online.

Bagi masyarakat kelas bawah, katanya, judi online hanya menimbulkan tindakan kriminalitas, menurunkan produktivitas, dan pada akhirnya terjebak pinjol ilegal.

Ia menjelaskan ketika seseorang sudah kencanduan judi online maka orang tersebut akan mempertaruhkan seluruh uang yang dimilikinya tanpa sisa.

Dan saat uangnya habis, maka orang itu akan melakukan segala cara demi memenuhi rasa kecandunnya, semisal meminjam uang lewat pinjol.

Namun karena orang tersebut terus mengalami kekalahan, mereka akhirnya kesulitan membayar pinjol.

“Inilah yang belakangan terjadi kredit macet di pinjol,” ujar Bhima kepada BBC News Indonesia, Kamis (07/09).

Ini karena modus operandi pinjol ilegal dan judi online hampir sama menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kalau judi slot mengirimkan link aplikasi secara acak dan masif kepada ribuan nomor telepon dengan harapan ada korban yang merespons dan mengikuti panduan judi, maka pinjol sengaja melakukan penawaran ke ribuan nomor telepon pribadi.

Kedua, kata Bhima, judi online hanya memicu aksi kriminalitas mulai dari pencurian sampai pembunuhan.

Soal ini sebuah akun bernama @creepylogy_ sampai membuat kompilasi tindakan kejahatan bermotif judi online.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung, di mana seorang pemuda berusia 34 tahun membunuh perempuan paruh baya karena ingin meminjam uang.

Pasalnya pelaku sudah kalah judi dan terlilit utang.

Ada juga kasus seorang remaja 15 tahuh membunuh temannya karena lagi-lagi terlilit utang akibat kecanduan judi online.

Yang tak kalah mengerikan seorang cucu menghabisi nyawa neneknya dan mencuri perhiasan korban demi melunasi pinjaman akibat kalah judi.

Dan ada pula seorang anak yang tega membunuh ibunya dan menjual barang berharga milik korban untuk modal judi online dan membeli narkotika.

Apa reaksi warganet?

Sejumlah warganet menyebut pernyataan Menkominfo Budi Arie yang mengusulkan memungut pajak dari sektor judi online tak memahami bahayanya di masyarakat.

Seperti yang dicuitkan akun @Heraloebss, bahwa melegalkan judi online sama saja sengaja ingin merusak generasi muda dan membunuh orang miskin secara perlahan.

Kemudian mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menolak wacana pajak judi online.

Ada juga akun @wdtu yang mencuit pajak dari judi online pada akhirnya hanya merusak ekonomi masyarakat.

Akun @WisnuRamadi juga sependapat. Menurutnya judi online menyasar masyarakat miskin dan jika dilegalkan akan membuat kelompok ini makin marana.

Seorang korban judi online yang tak mau disebutkan namanya juga tak setuju pemerintah memungut pajak dari judi online.

Berdasarkan pengalamannya dan teman-temannya, judi online hampir pasti merembet ke tindakan kriminal lain.

“Efeknya bahaya banget, di lingkungan saya ada yang gadai motor, pura-pura pinjam duit Rp100.000 atau Rp50.000,” katanya.

“Itu duit pasti buat deposit judi slot.”

Dia mengaku pernah menghabiskan uang hampir Rp100 juta demi memenuhi rasa penasarannya menang judi slot, itu namanya ketagihan dan tidak patut dicontoh kelakuan menteri titipan jokowi ini yang merupakan salah satu relawan projo.

Kini setelah tobat dari judi online, dia mengaku masih saja ditawari hal yang sama dari nomor yang tak dikenal.

“Mulai dari WhatsApp sampai telepon dari nomor Singapura, Kamboja nawarin mulu.”

“Tapi enggak pernah saya ladenin. Sudah diblokir nomor itu, nanti ada lagi nomor lain hubungin.” (ut)

Ekonomi

Kata Pengamat soal APBN Digadaikan Sebagai Jaminan Utang Kereta Cepat

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan pemerintah memberikan penjaminan pinjaman untuk proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB).

Komitmen itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.

Beleid diteken Sri Mulyani pada 31 Agustus lalu. Beleid mengatur soal penyediaan jaminan pemerintah bagi pencarian pendanaan dalam rangka menutup kenaikan atau perubahan biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Penjaminan diberikan terhadap seluruh kewajiban keuangan PT KAI yang timbul akibat pembengkakan biaya proyek tersebut, baik pokok pinjaman, bunga atau biaya lain yang timbul akibat utang-utang tersebut.

Jaminan diberikan dengan mempertimbangkan berbagai prinsip.

“Kemampuan keuangan negara, kesinambungan fiskal dan pengelolaan risiko fiskal,” kata beleid itu.

Sri Mulyani mengatakan penjaminan proyek KCJB diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2021. Penjaminan diberikan karena terjadi pembengkakan biaya proyek yang memicu lahirnya pinjaman tambahan.

Biaya pembangunan KCJB memang membengkak. Dalam proposal penawaran yang disampaikan pemerintah China ke Indonesia pada 2015 lalu, Negeri Tirai Bambu menawarkan biaya pembangunan proyek hanya US$5,13 miliar.

Namun, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan biaya itu kemudian bengkak US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,24 triliun (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS).

PMK Nomor 89 Tahun 2023 tadi pun sempat ramai dikritik karena disinyalir pemerintah menggadaikan APBN. Namun, hal ini ditepis oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo.

Menurut Prastowo, PMK Nomor 89 Tahun 2023 hanya penjaminan biasa. Ia mengatakan pemerintah sudah biasa memberikan penjaminan proyek infrastruktur.

“Lalu masalahnya di mana? Tidak ada. Selama ini dijamin aman karena tata kelola dan manajemen risiko sangat dijaga. Yang bermasalah itu pikiran jorok, seolah APBN digadaikan ke China!,” kata Yustinus dalam akun twitternya @prastow, Selasa (19/9).

Ia menjelaskan pemerintah memberikan penjaminan kepada PT Kereta Api Indonesia atau KAI sebagai pemegang saham mayoritas KCJB agar dapat meningkatkan reputasinya ke pemberi pinjaman. Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan pemberi pinjaman terhadap proyek KCJB.

“Jelas ya, yang meminjam PT KAI ke kreditur, bukan pemerintah, apalagi seolah APBN langsung digunakan,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjelaskan sebenarnya keterlibatan APBN dalam proyek KCJB ini sebagai jaminan jika PT KAI di kemudian hari akan melakukan pinjaman.

“Sehingga APBN di sini seperti semacam letter of guarantee yang kemudian seharusnya bisa menekan cost of borrowing ketika kemudian kereta api cepat membutuhkan pendanaan di kemudian hari,” katanya, Rabu (20/9).

Meski demikian, kata Yusuf, keterlibatan APBN akhirnya memunculkan kontijensi risk yang kemudian bisa muncul dari proyek KCJB.

Memang, APBN tidak serta merta menalangi kebutuhan dana yang semisal dibutuhkan dalam perjalanan operasional kereta api cepat ini. Namun, hal ini tidak menutup fakta bahwa ada risiko kontingensi yang kemudian harus ditanggung oleh APBN dari kesepakatan ataupun kebijakan ini.

Oleh karena, menurut Yusuf sebenarnya perlu yang dipastikan adalah skenario-skenario operasional dari KCJB perlu dipastikan berjalan sesuai dengan rencana.

“Misal di sisi target penumpang, apakah kemudian target penumpang per hari per bulan ataupun per tahun itu mencapai sesuai proyeksi sebelumnya,” kata Yusuf.

“Kalaupun misalnya tidak tercapai apa bentuk mitigasinya? Bentuk mitigasi inilah yang juga akan berkorelasi terhadap risiko yang muncul dari kebijakan ini,” sambungnya.

Yusuf juga menyebut KCJB akan berpotensi meningkat kinerja perekonomian di daerah yang terdapat stasiun. Pada muaranya ketika meningkatkan perekonomian akan berpotensi memunculkan titik-titik ekonomi baru.

Nah, titik-titik ekonomi baru inilah yang kemudian perlu dipantau. Apakah dia bisa berjalan sesuai dengan proyeksi atau tidak.

“Karena sama seperti argumen penumpang di atas, ini akan juga berkorelasi dengan risiko yang bisa muncul dalam operasional kereta api cepat ini sehingga mitigasi yang handal akan mengurangi risiko yang kemudian bisa muncul ke APBN melalui kebijakan ini,” jelas Yusuf.

Tekanan China
Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai PMK Nomor 89 Tahun 2023 hanya hanya formalisasi dari isu yang sudah lama bergulir bahwa China meminta jaminan APBN untuk utang kereta cepat.
Perkara lazim atau tidak, Ronny menilai hal itu lazim dalam konteks investasi China. Pasalnya, China biasa melakukan tekanan seperti itu kepada negara lain yang menerima investasi dan utang dari negaranya.

Ia menjelaskan China memerlukan jaminan atas kepastian pengembalian dananya di masa depan. Pasalnya, dana yang dipakai perbankan China untuk dipinjamkan kepada BUMM Negeri Tirai Bambu untuk investasi di luar negeri adalah berupa Sovereign Leverage Fund, atau SLF.

“Jadi dana yang dipinjamkan dan diinvestasikan bukanlah milik pemerintah China, tapi bagian dari foreign exchange reserves atau devisa, alias milik pengusaha eksportir China yang ada di bank sentral China,” ucap Ronny.

Di China, sambung Ronny, devisa tidak dipegang oleh perusahaan eksportir, tapi ditahan di bank sentral. Kemudian, bank sentral akan memberikan dolar kepada pengusaha sesuai kebutuhan impor dan bayar utang saja.

“Sisanya akan dikembalikan dalam bentuk yuan, bukan dolar, meskipun eksportir mendapat dolar dari aktivitas ekspor,” imbuh Ronny.

Dengan kata lain, bank sentral China mencetak yuan untuk dikembalikan kepada eksportir, sementara dolarnya ditahan.

Lalu, dolar itulah yang dipakai China untuk Belt and Road Initiative, untuk investasi di luar negeri, untuk membiayai bank BUMN China memberikan pinjaman kepada pengusaha di negara lain, atau mengakuisisi perusahaan strategis di luar negeri.

Hal ini lazim disebut sebagai Sovereign Leverage Fund (SLF).

Artinya, dana tersebut tidak bisa dipinjamkan secara cuma-cuma, tapi secara komersial di mana bunganya akan sulit dinegosiasikan di satu sisi karena bank sentral China juga harus membayar bunga kepada pemilik devisa.

Selain itu, tingkat kepastian pengembalian dananya harus sangat tinggi. Sebab, dana itu bukan dana milik pemerintah.

“Oleh karena itu, China membutuhkan jaminan kuat, utamanya APBN,” ucap Ronny. (tw)

Continue Reading

Ekonomi

Disebut Akan Tutup TikTok, Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok?

Published

on

By

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan, dirinya tak memiliki kewenangan untuk menutup media sosial TikTok. Hal tersebut disampaikan Teten seiring berkembangnya isu penutupan TikTok di Indonesia. Teten mengatakan, dirinya hanya ingin produk UMKM tidak mati di tengah gempuran produk-produk impor yang dijual di e-commerce dan social commerce.

“Saya bukan anti-investasi asing di dalam digital ekonomi, bukan, saya dibilang mau nutup TikTok, mana bisa Menteri Koperasi tutup TikTok? Kewenangannya (menutup TikTok) ada di Kemenkominfo, Kemendag, Kementerian Investasi,” kata Teten dalam acara AFPI UMKM Digital Summit 2023 di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Continue Reading

Ekonomi

Penyedia infrastruktur Fintech asal AS, Monnai Ekspansi ke Indonesia

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Perusahaan Monnai adalah layanan penyedia infrastruktur consumer insights untuk institusi finansial yang berbasis di Amerika Serikat.Kini, Monnai memperluas ekspansi pasarnya ke Indonesia untuk menjadi sumber utama bagi pembuat keputusan para perusahaan fintech.

Sejak beroperasi tahun 2021, Monnai mengalami pertumbuhan yang sangat kuat dengan menjadi penggerak utama bagi beberapa penyedia pinjaman digital terbesar, lembaga keuangan, dan pemain fintech di Amerika Serikat, India, dan Asia Tenggara.

Hingga pada Maret 2023 lalu, Monnai berhasil menutup pendanaan Seri-A senilai US$6.5 juta yang dipimpin oleh Tiger Global, dan investor lain seperti Better Tomorrow Ventures dan 500 Global.Di Indonesia, Monnai mulai beroperasi secara resmi pada Agustus 2023 di bawah entitias PT. Monnai Teknologi Indonesia, dipimpin oleh Riza Kristanto, selaku Country Director.Riza, bergabung dengan Monnai pada bulan April 2023, dengan jam terbang yang tinggi sebagai business leader berpengalaman dalam ekosistem penilaian kredit dan pinjaman.Sebelumnya, Riza menjabat sebagai Senior Vice President Pefindo Biro Kredit (idScore), salah satu provider layanan finansial terkemuka di Indonesia dan biro kredit terbesar.

“Keunggulan Monnai dalam kemampuan memanfaatkan teknologi global dan data hyper lokal membuat pelanggan dapat mengumpulkan data risiko dan kredit yang luas untuk pasar hyper lokal,” ujar Riza Kristanto, Country Director Monnai untuk Indonesia dalam keterangan, Selasa (19/9).

“Di Indonesia dan seperti di berbagai negara lainnya, tantangan terbesar adalah untuk mendapatkan akses terhadap insight dan analisa yang dapat membantu pengambilan keputusan di berbagai silo dan kasus penggunaan untuk meningkatkan inklusi keuangan,” tambahnya.Platform Monnai mengintegrasikan rangkaian lengkap produk, mulai dari risk engine, data keuangan, insight lokasi, hingga solusi kepatuhan dan verifikasi untuk perbankan dan perusahaan fintech agar dapat menarik lebih banyak pengguna dan menciptakan solusi pinjaman yang menguntungkan.Dengan infrastuktur yang adaptif, Monnai menawarkan 4 modul pengambilan keputusan utama: Know Your Customer (KYC), risiko kepercayaan dan penipuan, keputusan kredit, dan optimisasi penagihan melalui satu API.Infrastruktur yang dihasilkan memanfaatkan lebih dari 350 kontekstual insight, termasuk pembayaran, komunikasi, perangkat, identitas dan lain-lain.

Monnai mengembangkan teknologi unik yang memungkinkan agregasi, normalisasi dan kontekstualisasi data dengan kode rendah atau tanpa kode, melintasi silo dan batas, untuk menghasilkan analitik yang lebih baik serta pengolahan data alternatif yang lebih cepat untuk para pelanggan. (ut)

Continue Reading
Advertisement

Trending