Hukum
OTT Gubernur Bengkulu: Dugaan Penggunaan Direction Finder dan IMSI Capture oleh KPK
REPORTASE INDONESIA – Bengkulu, Operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Bengkulu baru-baru ini diduga melibatkan penggunaan perangkat canggih seperti Direction Finder (DF) dan IMSI Capture untuk melacak sinyal telepon genggam.
Meskipun alat tersebut dikaitkan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diketahui bahwa Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta juga memiliki perangkat serupa yang terdaftar dalam sistem LPSE.
Pengadaan alat oleh Kejati DKI Jakarta tersebut tercatat dalam paket bernama “Pengadaan Peralatan Tactical Intelligence Devices Pemilu dan Pilkada Tahun 2024” dengan nilai fantastis sebesar Rp199 miliar.
Namun, seorang sumber yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa harga sebenarnya untuk satu paket alat seperti itu hanya sekitar Rp50 miliar.
“Coba bandingkan dengan perangkat milik Polri. Satu paketnya hanya Rp50 miliar, tetapi sudah mampu menjangkau hingga satu kilometer dan dapat melacak serta mengunci sinyal ponsel target,” ujar sumber tersebut.
Keunggulan Drone Direction Finder
Salah satu perangkat yang diduga digunakan adalah Phantom PH-DF-6000, sebuah sistem Direction Finder (DF) yang dirancang untuk mendeteksi sinyal tetap maupun sinyal hopping dari berbagai perangkat, termasuk pesawat nirawak (UAS).
Perangkat ini memiliki spesifikasi canggih yang mendukung kebutuhan pengawasan dan operasi taktis.
Fitur Utama Phantom PH-DF-6000:
– Jangkauan Frekuensi Luas: Mencakup spektrum penuh dari 20 hingga 6.000 MHz, memastikan deteksi semua jenis target frekuensi.
– Akurasi Tinggi: Memberikan akurasi pengukuran hingga ±2° RMS, memaksimalkan presisi dalam pelacakan sinyal.
– Desain Kompak: Perangkat ini ringan, ringkas, dan mudah dioperasikan, cocok untuk kebutuhan mobilitas tinggi.
– Fleksibilitas Antena: Antena dapat dipertukarkan sesuai kebutuhan platform dan frekuensi operasi.
– Kemampuan Integrasi: Bisa digunakan secara mandiri atau diintegrasikan ke dalam sistem Electronic Warfare (EW) yang lebih besar.
– Sensitivitas Tinggi: Memungkinkan perangkat mendeteksi sinyal lemah dengan presisi tinggi.
Fitur tambahan lainnya termasuk sistem penerima berbasis Software Defined Radio (SDR), membuat perangkat ini sangat andal untuk aplikasi pengawasan modern.
Potensi Penggunaan dan Kontroversi
Peralatan seperti Phantom PH-DF-6000 dianggap sangat strategis dalam mendukung berbagai operasi keamanan dan intelijen, termasuk untuk pemantauan dalam Pemilu dan Pilkada.
Namun, nilai pengadaan yang jauh di atas perkiraan menimbulkan pertanyaan publik terkait efektivitas anggaran.
Sumber tersebut juga menyoroti potensi penggunaan alat ini dalam OTT KPK terhadap Gubernur Bengkulu, meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait.
“Dengan kemampuan melacak dan mengunci sinyal ponsel target, perangkat ini dapat menjadi alat taktis penting, tetapi juga harus diawasi penggunaannya agar tidak melanggar hak privasi,” tambah sumber.
Dugaan dan Tanggapan Publik
Penggunaan perangkat canggih seperti Direction Finder dan EMSI Capture dalam operasi penegakan hukum mencerminkan kemajuan teknologi di bidang intelijen.
Namun, polemik terkait transparansi anggaran dan potensi penyalahgunaan perangkat ini menjadi perhatian publik.
Kejelasan mengenai pihak yang sebenarnya menggunakan perangkat tersebut dalam kasus OTT Gubernur Bengkulu masih dinantikan.
Dengan kemajuan teknologi ini, diharapkan penegakan hukum di Indonesia dapat semakin efektif tanpa melupakan prinsip transparansi dan akuntabilitas. (utw)