Connect with us

Teknologi

Perintah Jokowi, PERURI Sah Jadi Induk Startup Pelat Merah RI! Ngeri, Banyak Startup di Indonesia Pada Bertumbangan

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) sah menjadi induk startup pelat merah. Ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2023 tentang Percepatan Transformasi Digital dan Keterpaduan Layanan Digital Nasional.

Pada pasal 3 ayat (1) menyebutkan Peruri ditugaskan menjadi penyelenggara aplikasi SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) Prioritas. Sementara pada ayat (2) dan ayat (3) disebutkan soal kewajiban dan tugas Peruri sebagai penyelenggara.

Dengan penetapan ini artinya Peruri memimpin proyek Government technology (Govtech) baik tingkat lokal maupun nasional. Transformasi teknologi di pemerintahan adalah bagian dari strategi Visi Indonesia Digital 2045.

Dirut Peruri Dwina Septiani Wijaya telah memaparkan rencana pihaknya menjadi pemimpin proyek Govtech. Usulan itu telah disetujui presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Mungkin lima tahun pertama kita melakukan corporate digital transformation. Itu peran yang balik lagi harus kolaborasi lebih besar lagi,” ungkap dia dalam CNBC Indonesia Tech Conference 2023, Selasa (22/8/2023).

Peraturan yang sama juga menjelaskan soal penggunaan SPBE prioritas. Dalam Pasal 2, diungkapkan aplikasi digunakan untuk melakukan percepatan transformasi digital.

Aplikasi digunakan untuk mendukung integrasi sejumlah layanan. Yakni mulai dari layanan pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, administrasi kependudukan, transaksi keuangan, admnistrasi pemerintahan, portal pelayanan publik, Satu Data Indonesia, dan
kepolisian.

Berikut isi Pasal 3 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), dikutip Jumat (22/12/2023):

Ayat (1)

Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) menugaskan Perum Peruri untuk penyelenggaraan Aplikasi SPBE Prioritas

Ayat (2)

Dalam melaksanalan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perum Peruri wajib melakukan:

a. identifrkasi permasalahan penyelenggaraan Aplikasi SPBE Prioritas;
b. pendalaman kebutuhan Pengguna SPBE; dan
c. perancangan solusi tepat guna.

Ayat (3)

Dengan memperhatikan perancangan solusi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. perencanaan penyelenggaraan Aplikasi SPBE Prioritas;
b. pembangunan dan/ atau pengembangan Aplikasi SPBE Prioritas;
c. pengintegrasian Aplikasi SPBE Prioritas;
d. pengoperasian Aplikasi SPBE Prioritas;
e. keamanan Aplikasi SPBE Prioritas;
f. distribusi dan/atau diseminasi Aplikasi SPBE Prioritas;
g. pemeliharaan Aplikasi SPBE Prioritas; dan/ atau
h. pengelolaan Infrastruktur SPBE yang mendukung Aplikasi SPBE Prioritas.

Melihat kenyataan dalam 5 tahun terakhir, bahwa startup-startup besar di Indonesia pada bertumbangan, padahal sudah mendapat suntikan besar dari para investor baik dari dalam dan luar negeri, ada apa sebenarnya yang terjadi dengan startup tersebut? Lalu dengan gampangnya Jokowi memerintahkan PERURI untuk jadi induk Startup plat merah RI, Apa ingin dibangkrutkan juga?

Ini salah satu contoh Startup besar di indonesia yang mendapat dana investor dari dalam dan luar negeri senilai Rp.300 Milyar yang pada akhirnya tumbang.

Start Up di Indonesia Alami Masa Naik Turun, Salah satunya Fabelio.com yang Gulung Tikar”

Penyebab investasi menurun juga berasal dari sisi konsumsi rumah tangga yang melambat. Ini menunjukkan ada perlambatan konsumsi masyarakat yang bisa menjadi indikator investor apakah akan menanamkan investasi ke startup digital di RI.

Belum lagi banyak startup tutup dan PHK yang juga akan menjadi pertimbangan investor apakah akan menempatkan dana di startup yang tepat.

Salah satunya, PT. Kayu Raya Indonesia (KRI) yang menaungi Fabelio.com merupakan perusahaan startup yang fokus menjual aneka furniture berkualitas. Platform ini mempertemukan produsen furnitur lokal dengan desain yang menarik, menawarkan pengiriman bebas biaya, dan masa garansi hingga dua tahun.
 
Menurut data Pitchbook.com, perusahaan yang berdiri sejak 2015 ini sudah memiliki sekitar 300 karyawan, 17 investor, dan mendapat pendanaan seri C. Jumlah transaksinya mencapai angka $9 juta.
 
Namun belum lama ini, pengadilan memutuskan startup yang bergerak di bidang desain interior dan furnitur ini jatuh pailit. Padahal, sebelumnya Fabelio menerima pendanaan hingga Rp. 300 miliar. Startup yang didirikan pada 2015 ini akhirnya diputuskan pailit sesuai keputusan Pengadilan Niaga di PN Jakarta Pusat No. 47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, pada tanggal 5 Oktober 2022.
 
Dua tahun silam, KRI bahkan masih mengumpulkan pendanaan dari PT Modal Rakyat Indonesia (MRI), AppWorks, MDI Ventures, dan Endeavour Catalyst. Nilai yang terkumpul saat itu mencapai USD 20 juta, saat itu setara Rp. 300 miliar.
 
Salah satu Pendananya adalah MRI dan KRI yang menaungi Fabelio tersebut gagal mengembalikan dana pinjaman tersebut. MRI merupakan salah satu Perusahaan Peer to Peer Lending yang berbasis Fintech yang bergabung didalam Fazz Financial Group (FFG) dan sudah mendapatkan lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan. KRI merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang Perdagangan Eceran Furnitur, berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, Nomor AHU-0023742.AH.01.01.Tahun 2016.
 
Berdasarkan aktivitas yang dilakukan belakangan ini, para Co-founder atau pendiri Startup Fabelio diungkap oleh MRI seperti melepaskan diri dari tanggung jawab mereka terhadap kewajiban perusahaan yang mereka jalankan selama ini.
 
Saat ditanyakan kepada pihak pendana MRI, alasan mengapa Fabelio dibawah naungan KRI bisa alami gulung tikar dan gagal membayar kewajibannya secara penuh? Melalui pengacaranya, Raja Harefa mengungkapkan, “Bahwa pandemi Covid hanya menjadi alasan KRI untuk menyelesaikan kewajibannya kepada kreditor, KRI memang sudah ada itikad tidak baik untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada para kreditor.

“Saat kami mencoba menanyakan ke kurator KRI perihal apa saja harta pailit KRI yang sudah didapatkan dan bagaimana pembayaran terhadap kreditor konkuren, mereka tidak menanggapinya,” jelas kuasa hukum MRI Raja Harefa di Jakarta (11/12/2023).
 
Bahwa dijelaskan Marshall Tegar Utoyo, Krishnan Mullasseri Menon danCynthia Chaerunnisa selaku Pengurus dari KRI yang statusnya dalam keadaan Pailit, tidak bergeming terhadap kewajiban-kewajiban hutangnya sebesar 100 Milyar lebih kepada para kreditor termasuk karyawannya. Pihak Kurator KRI pun tidak menjelaskan kapan kira-kira penyelesaian kepailitan ini kepada kreditornya.
 
Marshall Tegar Utoyo, Krishnan Mullasseri Menon, Cynthia Chaerunnisa yang saat ini sebagai salah satu founder kopi kenangan serta Christian Sutardi diduga hidup bermewah-mewah dan telah meninggalkan hutang kepada MRI yang dimana MRI juga ikut membantu dalam pengembangan bisnis KRI.

Saat mencoba meminta keterangan dari Pihak KRI serta kuratornya, namun belum ada yang bisa memberikan alasan dan tanggapannya.

Diketahui, Fabelio didirikan oleh Christian Sutardi, Marshall Tegar Utoyo, dan Krishnan Mullasseri Menon pada 2015, dengan bendera KRI. Pilihan untuk mengembangkan e-commerce yang terfokus pada furnitur dilandasi karena pengalaman dan keahlian tiap-tiap founder.

Christian dan Krisnan pernah bekerja untuk perusahaan startup e-commerce besar seperti Lazada, Zalora, Food Panda, dan Rocket Internet. Sedangkan Marshall Tegar Utoyo punya perusahaan desain sendiri. Marshall Tegar Utoyo adalah orang yang bertugas memimpin tim desain untuk Fabelio.
 
Dua pendiri Fabelio pernah masuk dalam daftar ‘30 Under 30 Asia 2018’ yang dirilis oleh Forbes. Krishnan Mullasseri Menon dan Marshall Tegar Utoyo dipuji karena dianggap telah memajukan dan mengembangkan industri pada bidangnya masing-masing. (utw)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement