Olahraga
Permainan Ala ASEAN yang Tak Pernah Berubah, Lebih Banyak Gunakan Otot Daripada Otak
REPORTASE INDONESIA – Myanmar, Sebagai puncak tertinggi dari turnamen sepakbola antar negara di Asean, Asean Championship atau yang sebelumnya kita kenal dengan AFF Cup, seharusnya bisa memberikan jalan pertandingan yang lebih menghibur.
Kita tak usah berbicara tentang gol-gol spektakuler, ataupun aksi individu brilian, setidaknya ada perkembangan secara gaya permainan yang lebih terorganisir dari edisi-edisi sebelumnya.
Padahal, sepakbola telah berkembang pesat, di kawasan lain atau benua lain gaya bermain sudah berubah.
Saat ini, sebuah kesebelasan lebih banyak menggunakan otak ketimbang otot saat bermain. Lebih banyak memberikan umpan-umpan satu dua, atau umpan terobosan ketimbang adu lari dari ujung ke ujung, ataupun duel-duel keras yang membahayakan.
Namun, dari laga perdana Asean Championship, tak banyak kita jumpai permainan seperti itu.
Kebanyakan masih pakai cara lama, duel keras di lapangan yang justru membahayakan keselamatan rekan seprofesi mereka sebagai pemain bola.
Belum lagi visi bermain yang kurang jelas. Praktis hanya ada satu dua tim saja yang secara permainan enak di tonton. Thailand misalnya yang konsisten bermain dari kaki ke kaki.
Secara umum, tak banyak perubahan yang signifikan dari permainan dalam pagelaran Asean Championship dari edisi ke edisi. Apa yang terlihat sekarang, rasanya masih sama seperti beberapa belas tahun lalu.
Tapi tentu saja ada banyak faktor. Pembinaan usia dini, liga yang profesional, dll sangat mempengaruhi hal tersebut.
Semoga para negara peserta menyadari hal ini, dan dapat memberikan esensi lebih menarik di masa yang akan datang. (utw)