Ekonomi
Peternak Buka Suara Setelah Meroketnya Harga Telur Ayam yang Makin Parah
REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Harga telur ayam terpantau melanjutkan kenaikan yang makin parah meroketnya , hari ini harga telur ayam berada di level Rp33.000 per kg. Kenaikan ini telah terjadi sejak sekitar satu bulan yang lalu, dimana harga normalnya telur ayam untuk wilayah DKI Jakarta berada di level Rp26.000-Rp27.000 per kg.
Berdasarkan pantauan pada Senin (25/3/2024) di Pasar Gondangdia, harga telur ayam dipatok Rp33.000 per kg. Harga ini, kata salah seorang pedagang bernama Abdul, memang mengalami kenaikan sejak hari Minggu kemarin.
“Harga telur Rp33.000 (per kg). Ini harganya sudah dari Minggu kemarin. Sebelumnya Rp32.000 (per kg), terus naik jadi Rp33.000 (per kg) sampai hari ini,” ungkap Abdul saat ditemui di lokasi.
Abdul mengaku tidak tahu kapan kira-kira harga telur ayam akan bergerak turun kembali. Ia hanya menyebut kenaikan harga telur ayam sekarang ini disebabkan oleh harga pakan ternak yang sempat mengalami kenaikan.
Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi tak menampik bahwa kenaikan harga telur di tujuh hari sebelum dan sesudah awal Ramadan memang kerap terjadi. Namun kondisinya, kata dia, harga telur di tingkat peternak sudah terkoreksi, harga telur ayam saat ini sudah berada di level Rp26.000-Rp27.000 per kg.
“Harga telur biasanya memang ada kenaikan di tujuh hari sebelum dan sesudah Awal Bulan Ramadhan. (Namun) kondisi beberapa hari ini, harga di tingkat peternak sudah terkoreksi dan saat ini berada di level Rp26.000-Rp27.000 an per kg,” ungkap Musbar.
Meski harga telur ayam di tingkat peternak sudah mulai terkoreksi, katanya, harga telur ayam di pasar tradisional dan ritel belum bisa ikut turun, pasalnya mereka perlu menghabiskan terlebih dulu stok yang sudah mereka beli sebelumnya, saat harga masih tinggi.
“Hanya saja kenapa harga di wet market (pasar tradisional) dan ritel belum turun, karena mereka perlu habiskan stok di gudang mereka 3 – 4 hari lalu, dan di saat mereka membeli dengan harga tinggi, saat harga di kandang Rp28.000-Rp29.000 an per kg,” jelasnya.
Musbar menjelaskan, para pedagang memang biasanya membeli stok telur ayam untuk 3-4 hari dengan mengikuti harga telur ayam di kandang pada saat itu. Dalam jangka waktu tersebut, katanya, harga jual telur ayam perlu titik keseimbangan baru.
Begitu pula, lanjutnya, saat harga di peternakan sedang turun, maka para pedagang akan melakukan penyesuaian harga jual perlahan-lahan turun untuk menekan kerugian di tingkat pedagang apabila stok level gudang mereka masih tinggi.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Pardjuni. Ia mengatakan harga telur saat ini cenderung sudah mulai mengalami penurunan. Adapun turunnya harga telur ayam saat ini, kata dia, karena telah berkurangnya permintaan dari pihak produsen kue kering maupun jajanan berbahan baku telur.
“(Harga) telur memang (sempat) tinggi, tapi sekarang cenderung sudah turun. Ini karena kalau (harga) telur jelang lebaran malah turun, karena orang-orang yang membuat kue atau jajanan yang dari telur biasanya mereka sudah selesai 10 hari menjelang hari H Lebaran (Idul Fitri). Tetapi memang di awal kemarin sempat mahal sampai dengan hari ini, tapi untuk hari ini sudah turun untuk telur,” jelas Pardjuni.
Jadi pertanyaannya adalah, duluan mana, Telur atau Ayam? Di negeri Konoha ini sudah dikuasai oleh para mafia sembako dari hulu ke hilir yang diciptakan oleh rezim saat ini. (tw)