Nusantara
Pola Kekuasaan ‘Rise and Fall’ akan Selalu Berulang dalam Sejarah

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Semua Di Atas Dunia Punya Masa Akhir: “Pelajaran dari Bangunan yang Runtuh” atau istilahnya ‘Rise and Fall’ dalam kekuasaan.
Banyak kejadian di Nusantara yang bisa kita petik pelajqrannya dari zaman kerajaan hingga menjadi negara Republik ini.
Sejarah dimana Indonesia di masa kemerdekaan dengan dipimpin oleh Soekarno dan mencatat kejatuhannya dengan lebih memilih PKI untuk membantunya menjadi presiden seumur hidup yang akhirnya dilengserkan melalui SUPERSEMAR, lalu di zaman pak Harto yang membuat sejahtera rakyatnya serta pembangunan yang berkesinambungan dengan Reprlitanya namun ada sebagian pihak tak suka dan menjatuhkan Soehqrto di masa akhir kepemimpinannya, lau juga ada Penggulingan pemerintahan Gus Dur, apakah saat Jokowi memimpin Indonesia dengan melakukan utang yang ugal-ugalan hingga menciptakan para koruptor yang berkuasa diatas penderitaan rakyat, pada akhirnya bisa menyeretnya kepada hal yang akan menjatuhkan dirinya.
Menengok Sejarah Dunia
Kekaisaran Romawi, salah satu kekuatan terbesar dalam sejarah, runtuh karena korupsi, perang saudara, dan tekanan dari luar.
Pada puncak kejayaannya, Romawi menguasai sebagian besar Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat. Namun, setelah berabad-abad mempertahankan kekuasaan, Romawi akhirnya jatuh ke tangan barbar pada tahun 476 M.
Andalusia, Peradaban yang Hilang
Andalusia, peradaban Islam di Spanyol, merupakan contoh lain dari kejayaan yang berakhir dengan kehancuran.
Pada abad ke-8 hingga ke-15, Andalusia menjadi pusat ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur. Namun, perang Reconquista dan konflik internal menyebabkan runtuhnya peradaban ini.
VOC, Kekuatan Ekonomi yang Menghilang
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda yang didirikan pada tahun 1602, menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Namun, korupsi, birokrasi yang rumit, dan persaingan dari Inggris menyebabkan VOC bangkrut pada tahun 1799.
Kesultanan Ottoman dan Baghdad, Kehancuran karena Perang dan Konflik
Kesultanan Ottoman, yang pernah menjadi kekuatan terbesar di Timur Tengah, runtuh setelah Perang Dunia I.
Sementara itu, Baghdad, yang pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hancur oleh serbuan tentara Mongol dan konflik yang berkepanjangan.
Nokia dan BlackBerry, Kegagalan Mengikuti Perubahan
Dalam dunia bisnis modern, Nokia dan BlackBerry merupakan contoh perusahaan yang gagal mengikuti perubahan teknologi. Keduanya pernah menjadi pemimpin pasar, namun kegagalan mereka berinovasi dan beradaptasi menyebabkan kehancuran.
Pelajaran dari Sejarah

Kisah-kisah di atas menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan yang abadi. Semua memiliki masa akhir.
Bagi umat Islam, konsep “rise and fall” sudah diajarkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman, “Karena sesungguhnya segala sesuatu di atas bumi itu akan binasa.” (QS. Al-Rahman: 26-27).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat fana, tidak kekal, dan pasti memiliki akhir.
Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada kekuasaan, kekayaan, atau kejayaan duniawi, karena semuanya bisa berubah dalam sekejap.
Sebaliknya, kita harus fokus pada kekekalan akhirat dan menjalankan hidup sesuai dengan nilai-nilai agama.
Apa pelajaran yang dapat dipetik?

Korupsi dan kelemahan internal
Korupsi, birokrasi yang rumit, dan konflik internal dapat menyebabkan kehancuran.
Kegagalan berinovasi
Kegagalan mengikuti perubahan teknologi dan zaman dapat menyebabkan kehancuran.
Perang dan konflik
Perang dan konflik dapat menyebabkan kehancuran dan kerugian besar.
Kekuatan eksternal
Tekanan dari luar, seperti persaingan dan perubahan politik, dapat menyebabkan kehancuran.
Jadi, ingatlah bahwa “rise and fall” adalah pola yang terus berulang dalam sejarah.
Dengan mempelajari contoh-contoh di atas, kita dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan beradaptasi. (tri)
