Olahraga
PSSI dan Timnas Perlu Tingkatkan Perhatian pada Pemain Diaspora Berprestasi di Luar Negeri
REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Timnas Indonesia perlu meningkatkan perhatian terhadap pemain diaspora mereka yang tersebar di seluruh dunia yang sebenarnya berprestasi.
Abdurahman Iwan, misalnya, telah menunjukkan prestasi gemilang di Qatar. Meskipun lahir dan bermain di sana, kita tidak boleh mengabaikannya. Namun, sayangnya, kita terlambat menyadari potensinya. Iwan telah bergabung dengan timnas U-18 Qatar karena tidak pernah dipanggil oleh pelatih junior timnas Indonesia, padahal dia sangat ingin membela negara asalnya. Keluarga Iwan adalah warga asli Indonesia. Dari dulu padahal saya selalu komen di IG PSSI agar memperhatikan Iwan.
Demikian pula dengan Althaf Khan, yang memiliki pengalaman bermain di akademi Barcelona dan mendapat beasiswa penuh di Akademi Schalke. Meskipun lahir dan berkebangsaan Indonesia, ia dicoret dari skuad Piala Dunia U-17 Indonesia dan tidak masuk dalam skuad timnas U-20, Apa hanya karena pernah bermain di SSB luar negeri?
Igor Arungbumi, yang bermain untuk FC Eindhoven, memiliki kewarganegaraan Indonesia dan ibu asli dari Jogja, juga mengalami nasib serupa. Dicoret dari skuad Piala Dunia U-17 Indonesia dan tidak termasuk dalam skuad timnas U-20, ini adalah keputusan yang sangat disayangkan, Kita padahal sangat membutuhkan Striker.
Hal yang sama dialami oleh Mahesa Ekayanto, yang satu akademi dengan Jens Raven. Meskipun kelahiran dan asli Indonesia, ia dicoret untuk timnas Indonesia U-17 dan tidak dipanggil untuk U-20. Ini menunjukkan bahwa timnas tidak dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi pemain yang berkarir di luar negeri.
Kita tidak boleh mengabaikan mereka hanya karena bermain di luar negeri. Mereka tetap warga Indonesia dan berhak mendapat perhatian. Mengapa kita tidak mempertimbangkan untuk memanggil mereka kembali untuk bergabung dalam TC timnas? Apa salahnya?
Kita harus belajar untuk menghargai pemain yang berkarir di luar negeri agar mereka tidak akhirnya memilih untuk mewakili negara lain karena diabaikan. Hal ini akan menghindari pembentukan narasi yang merugikan, seolah-olah menyalahkan pemainnya. (tw)