Internasional
Rafah Membara! Puluhan Anak Palestina Sahid Dibakar Hidup-hidup, Tangkap Netanyahu!
REPORTASE INDONESIA – Rafah, Serangan Israel di Rafah pada Minggu (26/5) malam telah membuat kamp pengungsi terbakar hangus, dan menyebabkan puluhan rakyat sipil termasuk sebagian besar anak-anak tewas terpanggang.
Dr Muhammad al-Mughayer, dari Pertahanan Sipil Palestina, memberikan kesaksian jika lokasi penyerangan diselimuti api yang membara. “Kebakarannya sangat besar dan menyebar ke mana-mana,” kata al-Mughayer kepada Al Jazeera.
Kebanyakan dari mereka yang terbunuh mengalami luka bakar parah di tubuhnya, tambahnya.
Saat tim al-Mughayer berupaya menyelamatkan korban selamat dan mengambil mayat, mereka menemukan mayat-mayat hangus dan orang-orang yang anggota tubuhnya patah.
Kantor berita Wafa, mengutip Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), mengatakan bahwa banyak dari mereka yang meninggal “dibakar hidup-hidup” di dalam tenda mereka.
Menurut militer Israel, mereka menggunakan amunisi presisi tinggi dalam serangan itu. dan mereka menyerang kompleks Hamas di Rafah berdasarkan data intelijen yang tepat.
Selain menewaskan warga Palestina lainnya, serangan itu juga menewaskan kepala staf Hamas di Tepi Barat, serta pejabat senior Hamas lainnya.
Tentara mengatakan mereka mengetahui laporan bahwa beberapa warga sipil di daerah tersebut terluka.
Menurut tinjauan atas perintah evakuasi militer Israel di Rafah, yang dilakukan oleh lembaga pengecekan fakta Al Jazeera, Sanad, para pengungsi Palestina di kamp tersebut tidak diinstruksikan untuk mengungsi ke tempat lain.
Citra satelit, yang juga ditinjau Sanad, menunjukkan bahwa tempat penampungan di lokasi serangan didirikan pada bulan Januari, bertepatan dengan kedatangan ratusan ribu pengungsi ke wilayah tersebut dari berbagai wilayah lain di Jalur Gaza.
8 WNI Masih Tertahan di Gaza
Sebanyak 8 warga negara Indonesia (WNI) masih berada di Jalur Gaza, berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu (29/5). Mereka adalah relawan kelompok MER-C yang memilih tetap tinggal di Gaza untuk menjalankan tugas-tugas kemanusiaan. Kedelapan WNI itu tetap bertahan di Gaza walau militer Israel memperluas serangannya, termasuk ke kota Rafah yang dihuni banyak pengungsi Palestina.
“Sejak serangan di Rafah, ada empat relawan MER-C yang sudah bisa keluar dari sana, yaitu pada tanggal 21, 23, dan 24 Mei. Keempat WNI itu sudah kembali ke Tanah Air,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha dalam konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (29/5).
“Posisi terakhir saat ini, ada 8 WNI di Gaza. Sesuai kebijakan MER-C, mereka tetap bertugas di sana sambil menunggu rotasi berikutnya,” sambung dia.
Sejak meletusnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, lanjut Judha, terdapat 10 WNI yang tinggal di Gaza. Dari 10 WNI tersebut, delapan berhasil dievakuasi. Tersisa dua WNI lain, yang merupakan relawan MER-C. Mereka tetap tinggal di Gaza atas pilihan sendiri untuk menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.
MER-C disebut Judha memiliki kebijakan untuk tetap mempertahankan para relawannya di Gaza melalui sistem rotasi. Sejauh ini, MER-C telah mengirim dua gelombang relawan ke Gaza, sedangkan pengiriman ketiga terhambat serangan Israel ke Rafah.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan MER-C terkait relawan ini, dan juga dengan pihak-pihak lain termasuk tim darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ada di lapangan. “Hal terpenting adalah para relawan memahami risiko pekerjaan, dan MER-C memiliki rencana kontingensi jika terjadi sesuatu kepada para relawan mereka,” pungkasnya.
Tangkap dan segera hukum mati PM Zionist Teroris Israel Benyamin Netanyahu, dia adalah Hitler di zaman modern yang telah melakukan genoside di Palestina.
lalu apa dan bagaimana tindakan nyata dan konkrit pemerintahan Indonesia atas kekejaman Genoside Zionist Teroris Israel? jangan hanya omon-omon dan kecaman saja, tapi buktikan secara riil di lapangan. (ut)