Connect with us

Ekonomi

Saham Batu Bara Anjlok, Bagaimana Prospek Sesungguhnya di 2023?

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Harga saham emiten batu bara ditutup anjlok kemarin hingga memicu penurunan tajam indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Kejatuhan saham komoditas tersebut dipicu oleh keinginan Tiongkok untuk membuka kembali keran impor batu bara asal Australia setelah dua tahun dibekukan.

Berdasarkan data BEI, saham sektor energi anjlok 3,2% pada Rabu (5/1/2023) dipicu penurunan signifikan saham emiten batu bara. Penurunan tersebut berimbas terhadap pelemahan IHSG hingga 1,1%. Seluruh saham produsen dan kontraktor batu bara kakap kompak merosot, yaitu saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merosot 6,6% ke level Rp 155 dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) anjlok 6,2% ke level Rp 3.300.

Begitu juga dengan saham PT Indika Energy (INDY) melorot 4,7% ke level Rp 2.630, PT Indotambang Raya Megah Tbk (ITMG) terjerembap 3,9% menjadi Rp 37.525, PT Harum Energy Tbk (HRUM) terkikis 1,2% ke level Rp 1.625, dan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) turun tipis 0,8% ke level Rp 21.125. Bahkan, saham PT United Tractors Tbk (UNTR), distributor alat berat pertambangan sekaligus kontraktor dan perusahaan tambang batu bara, amblas 6,7% ke level Rp 24.150.

Lantas, bagaimana prospek saham emiten batu bara tahun ini? Tim Riset RHB Sekuritas memperkirakan rata-rata harga jual batu bara tahun 2023 berada dalam rentang US$ 150-200 per ton, dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar US$ 330 per ton atau berada di atas asumsi awal US$ 300 per ton.

“Perkiraan harga jual batu bara tersebut telah mempertimbangkan kenaikan permintaan dari pasar Eropa setelah konflik Rusia dengan Ukraina berlanjut yang memicu pemangkasan volume produksi gas,” tulis tim riset RHB Sekuritas.

Harga tersebut juga telah mempertimbangkan keinginan Tiongkok dan India untuk meningkatkan volume produksi batu bara dengan tujuan mengurangi impor. Peningkatan volume tahun ini diprediksi bisa berjalan, dibandingkan tahun 2022 yang masih terkendala.

Faktor tersebut mendorong RHB Sekuritas merekomendasikan trading buy saham emiten sektor batu bara. Tingkat pertumbuhan kinerja keuangan emiten sektor ini diprediksi kembali normal ke depan setelah melesat sepanjang 2022. Sedangkan saham pilihan teratas jatuh pada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

RHB Sekuritas merekomendasikan trading buy saham ITMG dengan target harga Rp 49.300, saham PTBA direkomendasikan trading buy dengan target harga Rp 5.600, saham ADRO direkomendasikan trading buy dengan target harga Rp 4.800, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) direkomendasikan trading buy dengan target harga Rp 32.700. (ut)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Copyright © 2023 REPORATASE INDONESIA, Web Design by PT. Ciptamedia Kreasi