Gayahidup
Sejarah dan Makna Hari Raya Idul Fitri

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan besar yang menjadi momen kemenangan bagi seluruh umat muslim. Momen kemenangan ini dicapai setelah umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan berjuang mengendalikan nafsu dan berbagai keburukan di bulan Ramadan. Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga menjadi momen bagi umat muslim untuk saling bermaafan.
Sejarah Hari Raya Idul Fitri
Sejarah Hari Raya Idul Fitri berkaitan erat dengan dua peristiwa dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar dan Hari Raya masyarakat Jahiliyah. Perayaan Idul Fitri pertama kali digelar pada tahun ke-2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin pada Perang Badar.
Usai perang, secara tidak langsung umat muslim merayakan kemenangan dengan penuh rasa syukur dan gembira. Bukan hanya kemenangan dalam perang, tetapi juga kemenangan karena berhasil berpuasa selama satu bulan di saat itu. Kemudian, ini mulai menjadi tradisi dan ibadah yang dilakukan umat muslim hingga saat ini.
Sebelum itu, tepatnya sebelum agama Islam datang, kaum Arab Jahiliyah merayakan dua hari raya yang sangat meriah. Disebutkan dalam hadist bahwa Idul Fitri yang kini dirayakan setiap tahun, tak lepas dari sejarah tradisi masyarakat Jahiliyah yang memiliki kebiasaan khusus bermain dalam dua hari.
Kemudian, setelah Rasulullah mendapat perintah untuk menyebarkan Islam dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah, tradisi tersebut berubah. Dalam hal ini, Rasulullah mengganti hari raya masyarakat jahiliyah dahulu menjadi perayaan yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
“Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)
Sebelumnya, dua hari tersebut, diisi oleh perayaan pesta pora, dengan tradisi mabuk-mabukan dan menari. Konon, ini merupakan pengaruh budaya dari orang Persia kuno. Kemudian setelah turun kewajiban puasa Ramadan, Rasulullah mengganti perayaan tersebut menjadi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang diperingati setiap tahun, hingga saat ini.
Makna Idul Fitri
Dijelaskan oleh seorang ulama, bahwa Allah menjadikan tiga hari raya di dunia bagi orang-orang yang beriman, yaitu Hari Raya Jumat, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.
Secara khusus, perayaan Idul Fitri yang identik dengan menggunakan pakaian baru, memiliki makna yang lebih dari itu. Mengenakan pakaian baru hanyalah sunah, sedangkan makna yang lebih penting adalah anjuran untuk menambah ketaatan setelah hari raya tersebut.
Artinya, umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dan amalan sunah lain di bulan Ramadan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dan iman dengan menjalankan ibadah yang lebih baik usai Ramadan.
Meskipun bukan hal yang mudah, namun orang yang mampu menjalankan ibadah dengan lebih baik setelah Ramadan, merupakan tanda bahwa ibadah selama Ramadan telah diterima oleh Allah. Tentu ini bisa dijadikan motivasi diri bagi setiap umat muslim agar mendapatkan kebaikan tersebut. (utw)
Gayahidup
Asal Muasal Sejarah Batik, Kain Warisan Budaya Indonesia

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Siapa, nih, yang kemana-mana suka banget pakai pakaian batik? Atau malahan kalian punya hobby membatik di rumah? Jika mendengar kata batik, pastinya kalian sudah gak asing lagi, kan, dengan yang namanya kain batik? Nah, meskipun sudah akrab sejak nenek moyang, tapi pernahkah terlintas pertanyaan di benak kalian “bagaimana, sih, sejarah batik di Indonesia?”
Batik sendiri di perkenalkan di dunia pertama kali oleh Presiden Soeharto, melalui konferensi PBB. Sejak saat itu, batik mulai dikenal dan dianggap memiliki nilai seni tinggi dan merupakan bagian dari budaya Indonesia.

Bahkan, saat ini, tren batik sudah berkembang dengan pesat. Jika dahulu batik hanya digunakan oleh para orang tua saja, tetapi sekarang hampir semua kalangan menggunakan batik. Terlebih lagi, saat ini, batik tidak melulu digunakan pada acara-acara tertentu saja, melainkan digunakan sehari-hari.
Sebagai warisan budaya Indonesia, maka sebaiknya kita mengetahui asal mula sejarah batik itu sendiri. Agar kita semakin bangga dengan warisan budaya Indonesia. Untuk itu, yuk, kita bahas sama-sama bagaimana sejarah batik di Indonesia!
Pengertian Batik
Eittss, sebelum membahas sejarah batik di Indonesia, bagaimana kalau kita membahas pengertian dari batik terlebih dahulu?
Batik merupakan kerajinan dari kain yang dilukis menggunakan cairan malam sehingga menghasilkan beragam motif yang bernilai tinggi. Nah, pola-pola yang dilukis pun memiliki keunikannya sendiri sesuai dengan daerah asalnya.
Lantas, dari mana kata batik itu berasal? Batik sendiri berasal dari kata “amba” yang memiliki arti menulis dan “nitik” atau titik yang dapat diartikan membuat titik atau gambar.
Awal Mula Batik Masuk ke Indonesia
Bicara mengenai sejarah batik di Indonesia, kehadiran batik sebenarnya tidaklah begitu jelas. G.P Rouffaer berpendapat bahwa batik berasal dari India atau Sri Lanka pada abad ke-6 atau ke-7.
Sementara itu, J.L.A. Brandes seorang arkeolog asal Belanda mengatakan batik tidak berasal dari India melainkan dari Indonesia. Ditambah lagi, F.A Sutjipto seorang arkeolog Indonesia berpendapat jika batik merupakan tradisi asli dari daerah Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Jadi sebenarnya batik berasal dari mana, sih? Oke, mari kita bahas satu persatu, ya!
Sebenarnya, jika diperhatikan motif batik tidak hanya ada pada kain, loh! Melainkan, motif batik ditemukan juga pada relief-relief Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Dengan begitu, dapat dikatakan jika batik sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak dulu dan tidak berasal dari India. Meski begitu, awal mula keberadaan batik di Indonesia masihlah menjadi tanda tanya.

Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia
Oke, sekarang, mari kita bahas mengenai perkembangan batik di Indonesia. Berkembangnya batik di Indonesia sebenarnya dapat dikelompokan berdasarkan periodenya, yakni zaman Majapahit dan zaman penyebaran islam di Indonesia. Loh, kok begitu?
Nah, biar lebih jelas, yuk, kita lanjut ke pembahasan di bawah ini!
1. Zaman Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar yang hampir menguasai seluruh nusantara dalam sejarah Indonesia. Jadi, tak heran apabila perkembangan batik berkaitan erat dengan kerajaan ini.
Nah, batik pada zaman Kerajaan Majapahit ini dapat ditelusuri di daerah Mojokerto serta Tulungagung. Mojokerto merupakan pusat dari Kerajaan Majapahit dan juga tempat di mana batik dikenal. Nama Mojokerto sendiri memiliki kaitan dengan Majapahit, loh!
Sementara itu, Tulungagung merupakan sebuah kota di Jawa Timur yang juga memiliki kaitan dengan berkembangnya batik di Indonesia.
Saat itu, Tulungagung atau disebut juga sebagai Bonorowo dipimpin oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk terhadap Majapahit. Akibatnya, Majapahit mengambil tindakan yang menyebabkan Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di daerah Kalangbret.
Setelah Adipati Kalang dikalahkan, maka Tulungagung sepenuhnya dikuasai oleh Majapahit. Para ahli batik yang tinggal di Tulungagung pun membawa budaya batik ke Kerajaan Majapahit.
Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulungagung ini banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Itulah alasan mengapa batik Mojokerto dan Tulungagung memiliki warna dasar putih dengan corak coklat muda dan biru tua yang mirip dengan batik Yogyakarta.
2. Zaman Penyebaran Islam
Bicara mengenai perkembangan batik pada zaman penyebaran islam, maka berkaitan erat dengan daerah Ponorogo di Jawa Timur. Awalnya, agama islam diperkenalkan ke Ponorogo oleh Raden Katong. Ia adalah adik dari Raden Patah sehingga dapat dikatakan merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit.
Sementara itu, di Ponorogo, terdapat sebuah pesantren yang dipimpin oleh Kyai Hasan Basri. Pesantren tersebut tidak hanya mengajarkan agama islam saja, melainkan juga ilmu ketatanegaraan, ilmu perang, hingga kesusastraan.
Kyai Hasan Basri merupakan menantu dari raja Keraton Solo. Istrinya yang merupakan putri dari kraton Solo pun mulai memperkenalkan batik di Ponorogo. Itulah mengapa, batik mulai menyebar keluar kraton dan tiba di Ponorogo.
Oh iya, kalian tahu gak, kalau zaman dahulu batik hanya dikerjakan di dalam keraton saja? Bahkan, kain batik yang dihasilkan pun hanya digunakan untuk pakaian raja, keluarganya, dan pengikutnya saja, loh! Namun, karena banyak anggota kerajaan yang tinggal di luar keraton, maka batik pun mulai meluas.
Saat itu, obat-obatan yang digunakan dalam pembatikan berasal dari dalam negeri yakni terbuat dari kayu-kayuan, seperti mengkudu, kayu tinggi, dan pohon tom.
Di awal abad ke-19 batik mulai populer dan meluas hingga menjadi milik rakyat Indonesia, terutama suku Jawa. Pada saat itu, batik yang dihasilkan merupakan jenis batik tulis sampai dengan awal abad ke-20.
Untuk membuat kain batik, waktu yang dibutuhkan sangat lama, yakni dua hingga tiga bulan lamanya. Karena proses membatik memakan waktu yang lama, maka sekitar tahun 1920 yakni setelah perang dunia ke-1 berakhir, batik cap mulai diperkenalkan. Ide menggunakan batik cap berasal dari Kwee Seng yakni seorang keturunan Tionghoa yang berasal dari Banyumas.
Sejarah Lahirnya Hari Batik Nasional

Sebagai bangsa Indonesia, tentu kita sangat bangga memiliki batik sebagai warisan budaya. Bahkan, seringkali kita meributkan tentang hak milik batik dengan negara tetangga. Padahal, kalian tak perlu repot-repot meributkan hal tersebut, loh!
Ini dikarenakan, UNESCO telah memberikan pengakuan internasional terhadap batik sejak 2 Oktober 2009 sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Sejak saat itu, maka tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Bahkan, disebutkan bahwa di tahun 2015, batik telah menjadi mata pencaharian utama bagi 47.775 UKM di Indonesia dan 199.744 orang yang berprofesi sebagai penjahit, desainer, dan pengrajin.
Dengan begitu, sebagai bangsa Indonesia diharapkan kita selalu melestarikan warisan budaya Indonesia ini. Terlebih lagi, sejumlah instansi, kini, mewajibkan menggunakan batik di acara-acara tertentu, loh! Keren banget, yaa!
Bagaimana Cara Melestarikan Batik?
Sebagai pelajar, kira-kira apa, ya, yang bisa kita lakukan untuk melestarikan batik? Well, cara melestarikan batik yang bisa kita lakukan adalah dengan menunjukan rasa bangga dan cinta terhadap batik. Misalnya dengan membeli kain batik, dengan begitu kalian ikut membantu meningkatkan kesejahteraan para pengrajin batik.
Selain itu, rajin memakai batik di dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan upaya melestarikan batik. Oh iya, memahami sejarah batik juga termasuk upaya melestarikan batik. (utw)
Gayahidup
Sejarah Singkat Maulid Nabi Muhammad SAW, Peristiwa Penuh Makna

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah perayaan yang diadakan oleh umat muslim untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi biasanya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai dengan momen kelahiran beliau.
Dikutip dari buku Inilah Kisah Sang Rasul, Sejarah Nabi Muhammad dan Af-Khufafaa ‘Ar-Raasyidiin, karya Muhammad Luqman H. Za, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada Senin, 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah.
Tahun kelahiran disebut dengan Tahun Gajah karena pada tahun itu, Raja Habasyah mengirim pasukan tentara dan gajah-gajah menuju Makkah untuk merobohkan Kakbah. Lalu Allah SWT menghancurkan pasukan tersebut karena memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari buku Kisah Nabi Muhammad SAW karya Ajen Dianawati, Nabi Muhammad SAW kehilangan kedua orang tuanya dalam usia muda. Ayahnya yang bernama Abdullah meninggal sebelum ia dilahirkan. Sedangkan ibunya yang bernama Aminah, meninggal dunia ketika ia masih berusia enam tahun.
Karena Nabi SAW yatim piatu di usia muda, maka ia diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib, dan setelah itu diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pemuda yang mempunyai budi pekerti baik.
Dikutip dari buku Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad, Volume 1 karya Moenawar Khalil, pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri ke Gua Hira untuk beribadah.
Ketika ia sedang tidur di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril dan memberikan wahyu pertama dari Allah SWT.
Dikutip dari buku Inilah Kisah Sang Rasul, Sejarah Nabi Muhammad dan Af-Khufafaa ‘Ar-Raasyidiin, karya Muhammad Luqman H. Za, wahyu tersebut berisi perintah untuk membaca dan menyeru manusia kepada jalan yang lurus. Setelah menerima wahyu pertama tersebut, Nabi Muhammad SAW mulai menyebarkan ajaran Islam.
Selama hidupnya, Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak cobaan dan rintangan dalam menyebarkan ajaran Islam. Namun, beliau tetap teguh pada prinsip-prinsipnya dan tidak pernah menyerah. Beliau juga menjadi teladan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Makna Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim. Perayaan ini merupakan momen untuk mengenang jasa-jasa dan ajaran-ajaran yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Melalui perayaan ini, umat Muslim diingatkan untuk mengikuti teladan beliau dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari buku Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua karya Fuad Abdurahman, acara peringatan Maulid Nabi di Indonesia diisi dengan pembacaan sejarah Nabi yang di dalamnya mengandung puji-pujian dan shalawat kepadanya, ada waktunya pembacaan maulid dengan duduk, dan ada juga waktunya dengan berdiri. Kemudian diakhiri dengan tausiyah.
Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Dikutip dari buku ‘Pro dan Kontra Maulid Nabi’ karya AM Waskito, sejarah peringatan Maulid Nabi sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Berikut ini tiga teori asal usul perayaan Maulid Nabi.
– Perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang beraliran Syiah Ismailiyah (Rafidhah) pada tahun 362-567 hijriah. Perayaan Maulid Nabi dilakukan sebagai salah satu perayaan saja.
– Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Dikisahkan, peringatan Maulid Nabi dirayakan dengan mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya, serta memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin.
– Peringatan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih dengan tujuan untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem.
– Sejarah peringatan Maulid Nabi di Indonesia sendiri mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Peringatan Maulid Nabi dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam.
Di Indonesia Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu, perayaan Maulid Nabi juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena tradisi masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan cara menggelar upacara nasi gunungan.
Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW
Dikutip dari buku Kisah Maulid Nabi Muhammad SAW: Awal Muhammad Akhir Muhammad Jilid 1 karya Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar, terdapat banyak hikmah dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Beberapa diantaranya yaitu:
– Mendorong umat muslim untuk bershalawat
– Merupakan ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan Nabi Muhammad SAW
– Meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
– Meneladani perbuatan mulia Nabi Muhammad SAW
– Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW dan juga para Nabi. (ut)
Gayahidup
YBI Dan Museum Batik Indonesia Gelar Berbagai Rangkaian Kegiatan
Peringati Hari Batik Nasional 2023

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Yayasan Batik Indonesia kembali menggelar serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2023. Mengangkat tema “Batik Bangkit”. Melalui tema ini diharapkan perayaan Hari Batik Nasional 2023 ini dapat kembali membangkitkan industri batik dari masa pandemi yang sempat terpuruk, sehingga industri batik dapat kembali bangkit dari semua aspek baik produksi, perdagangan, perkembangan, serta inovasinya.
“Tahun ini Yayasan Batik Indonesia memperingati Hari Batik Nasional dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai keragaman batik yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Selain itu Hari Batik Nasional tahun ini juga memiliki misi untuk kembali membangkitkan industri batik pasca masa pandemi” ujar Shanty Leksono, Ketua Pelaksana Perayaan Hari Batik Nasional dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, (25/9).
Hal ini dipertegas dengan pengakuan UNESCO yang mencatat Batik Indonesia sebagai karya agung warisan budaya tak benda untuk (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009.
Pengakuan Baik Indonesia oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia pada tahun 2009, merupakan bentuk pengakuan strategis atas eksistensi batik dan nilai pentingnya bagi peradaban dan perkembangan kebudayaan. Dengan pengakuan ini, diharapkan agar masyarakat dapat mempertahankan batik sebagai living tradition.
Presiden Republik Indonesia, melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 tanggal 17 November 2009, juga telah memutuskan bahwa setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Penerbitan Keppres Nomor 33 Tahun 2009 ini sebagai usaha pemerintah meningkatkan citra positif dan martabat bangsa Indonesia di forum internasional.
Melalui rangkaian kegiatan Hari Batik Nasional 2023 ini, Yayasan Batik Indonesia juga berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat, khususnya para generasi muda atau Gen Z tentang keragaman budaya batik Indonesia.
“Membawa misi untuk memberi edukasi bagi generasi muda tentu saja pada perayaan Hari Batik Nasional tahun ini kami bakal memberikan berbagai upaya untuk membuat batik menjadi bagian dari identitas para Gen Z, salah satu hal yang kami lakukan adalah dengan mengembangkan motif-motif batik yg disukai generasi muda, atau mengemas semua event-event batik dengan selera muda dan segala usia. Juga dgn mengadakan berbagai lomba, seperti salah satunya karya tulis batik yg tentunya mengarah pada Gen Z, ” jelas Diana Sentosa selaku Wakil Ketua Yayasan Batik Nusantara.
Hadirkan Ragam Kegiatan
Pada kesempatan istimewa ini Yayasan Batik Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, khususnya melalui Museum Batik Indonesia dan Kementerian Perindustrian untuk menggelar perhelatan Hari Batik Nasional 2023 secara bersama.
Selain itu Yayasan Batik Indonesia juga telah menyumbangkan lebih dari 730 batik Nusantara koleksi Yayasan Batik Indonesia untuk Museum Batik Indonesia Taman Mini Indonesia Indah.
Pada Perayaan Hari Batik Nasional 2023, Yayasan Batik Indonesia selaku penyelenggara juga akan menghadirkan beberapa rangkaian kegiatan, antara lain:
Pemecahan Rekor Muri Membatik bersama seluruh Sentra Batik di Indonesia
Akan turut hadir para pengrajin batik yang telah terkurasi dan memiliki keahlian tinggi untuk membuat karya masterpiece demi menghasilkan Artwork untuk IKN. Hal ini tentunya dapat terealisasi berkat kerjasama antara Dekranasda provinsi, Kementerian Perindustrian, dan Asosiasi Pembatik Seluruh Indonesia. Kegiatan ini juga akan menjadi pemecahan rekor MURI.
Pengumuman Lomba Karya Tulis Batik
Dengan misi untuk mengedukasi, perayaan Hari Batik Nasional juga menghadirkan kompetisi karya tulis ilmiah tentang batik yang dibagi menjadi beberapa kategori diantaranya pelajar, mahasiswa dan umum yang hasilkan akan diumumkan pada puncak perayaan.
Edukasi Batik untuk pelajar
Kegiatan juga akan disemarakkan dengan pengenalan edukasi batik kepada para pelajar untuk bersama-sama mengeksplorasi Museum Batik Indonesia dan membatik bersama para pembatik dari seluruh Indonesia, atas kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Fashion Show Batik
Tak lengkap tampilan batik dibalut dalam sebuah fashion show yang akan menampilkan beragam motif kain batik yang merepresentasikan kekayaan budaya dari berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu acara ini juga akan menjadi momen istimewa untuk para pengrajin batik dari berbagai daerah di Indonesia untuk dapat berkontribusi dengan sebuah karya batik yang mewakili identitas masing-masing daerah sebagai perwujudan nyata pelestarian Batik di Indonesia.
Hadirnya perayaan Hari Batik Nasional 2023 ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya Batik Indonesia yang tersebar dari ujung pulau Sumatera sampai Papua. Dan bukan hanya menjadi sebuah acara yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap kebudayaan Indonesia tapi juga dapat menjadi sebuah acara yang dapat menjadi tempat bagi generasi muda Indonesia atau yang biasa disebut Gen Z untuk belajar dan mencintai warisan budaya nenek moyang mereka.
“Semoga dengan perayaan Hari Batik Nasional ini kita dapat meneguhkan kembali komitmen terhadap batik Indonesia, komitmen kita untuk membentuk generasi muda Indonesia yang sigap melestarikan batik dan menjaga serta menciptakan karya-karya adiluhung bagi bangsa, bagi negara, yang terus menggoreskan jati diri kita dan memberikan sumbangsih Indonesia kepada kebudayaan dunia” ujar Diana Santosa. (Yns)
-
Nusantara3 days ago
Inilah Sejarah yang Tidak Boleh Dilupakan Sebelum Kejadian G30S PKI
-
Gayahidup1 day ago
Asal Muasal Sejarah Batik, Kain Warisan Budaya Indonesia
-
Hukum2 days ago
Dinasti Keluarga Mentan Syahrul Yasin Limpo di Sulawesi hingga Siapa Saja yang Terjerat Korupsi
-
Nasional3 days ago
INACRAFT on October 2023, Kembangkan Potensi Youthpreneur Sebagai Kekuatan UKM Indonesia
-
Megapolitan15 hours ago
FGD: JP2GI bersama Stakeholder Tangani Percepatan Pengurangan Susut dan Sisa Pangan di Indonesia
-
Nasional2 days ago
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila, Mengapa Rakyat Indonesia dari Zaman Penjajahan Hingga Kini Mudah di Adu Domba dan Dipecah Belah?
-
Hukum12 hours ago
Curigai Laporan Dihambat, Kuasa Hukum PROKLAMASI Layangkan Surat Teguran
-
Peristiwa1 day ago
Heboh! dr Richard Lee Mohon Doa Usai Bongkar Air Minum Kemasan Galon Terkenal Mengandung BPA