Connect with us

Politik

Hasil Penelitian BRIN: Pilpres 2024 Hanya Ganjar vs Prabowo, Warganet: Sudah Diatur, Harus Sesuai Keinginan Megawati

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Pilpres 2024 yang kemungkinan hanya diikuti dua kontestan Ganjar Pranowo Vs Prabowo dipertegas oleh Peneliti BRIN Lili Romli mendapat reaksi keras dari warganet, karena menganggap BRIN tak lebih mengikuti keinginan Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.

“Ingat.. BRIN.itu di bawah megawati…jadi setiap pernyataannya harus sesuai keinginan PDIP,” ungkap akun twitter Munjung Numpuk @MunjungNumpuk dikutip Sumbawanews.com, Selasa (11/7/2023).

Akun Diro Noto @Dironotonegoro melihat kualitas peneliti BRIN yang tak lebih sebagai relawan Capres, “kualitas peneliti BRIN koq jadi begini…….kayake modal jadi relawan capres 2014/19 bisa jadi peneliti BRIN….🤣,” tulisnya.

Akun kopipokat @mrtaufik19 membayangkan BRIN akan berkutat pada riset namun ternyata hanya mengulas terkait Pilpres, “ketika mendengar kata riset, yg terbayang adalah penelitian2 dan kajian2 teknik yg kontributif pada pengembangan kapasitas nasional khususnya industri, manufakturing, engineering, pengelolaan SDA dan bukan bacotan2 kampungan soal pilpres seperti ini!!! 2024 BRIN wajib bubar!!!,” terangnya.

Keheranan tentang Pilpres di riset oleh BRIN diungkap oleh akun Sejati @rendrasejati, “hadeuh…. Pilpres diriset, inilah nafsu kekuasaan menyelimuti. Kehancuran sebuah sistem itu krn semua tdk sesuai bidang dan profesional, kek pak LBP segala jabatan saja dipegang, rusak memang, tidak ada leadership dr pimpinan tertinggi. Yg ada dipikiran yg penting jalan,” unggahnya.

Akun Alianis @AlianisBgd menilai apa yang diungkapkan oleh peneliti BRIN bukan kemungkinan tapi keinginan dari BRIN, “itu bukan kemungkinan. Tapi Keinginan BRIN Pilpres2024 Hanya Ada Dua Poros, Ganjar VS Prabowo. Tapi keinginan BRIN bukan berarti keinginan rakyat. Kalo rakyat sdh jelas: Ingin Perubahan. Rakyat ingin Anies jd presiden, bkn Prabowo apalagi si Uban,” paparnya.

Kualitas peneliti BRIN kembali di tanyakan oleh akun Juan Chaniago @2dibukaB, “pantesan penemu Nikuba males diajakin kerja sama oleh BRIN, ternyata kualitas penelitinya seperti ini..itulah kalau suatu lembaga dewan pengarahnya ketua parpol…silahkan Nitizen nilai sendiri,” cuitnya.

Sebelumnya Peneliti BRIN, Lili Romli menganggap kemungkinan dua kontestan tersebut terbuka melihat pergerakan parpol-parpol sekarang ini. Ada kegamangan dipicu rendahnya elektabilitas ketum parpol sementara parpol butuh efek ekor jas untuk mampu menempatkan wakil di parlemen.

“Bisa jadi dengan kondisi seperti itu, ada dua poros saja, seperti pada pilpres 2019,” kata Lili, di Jakarta, Senin (10/7/2023).

Kemungkinan pilpres hanya diikuti Ganjar dan Prabowo bisa dibaca dari penjajakan parpol-parpol. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) maupun Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), tak mampu mendapatkan amunisi tambahan dengan bergabungnya partai lain.

Gerindra dan PKB yang tergabung dalam KIR hingga kini belum deklarasi capres secara resmi. Sementara PKB aktif cawe-cawe dengan Golkar maupun PDIP.

KIB yang secara de facto sudah ditinggal PPP yang merapat ke PDIP mendukung Ganjar Pranowo seolah lanjut segan, bubar gengsi. Golkar dan PAN masih mencari tempat berlabuh kendati gabungan kursi keduanya di parlemen sudah memenuhi ambang batas mengusung capres-cawapres.

KPP mengalami tren penurunan elektabilitas. Nasdem, Demokrat dan PKS butuh sosok cawapres yang bisa diterima secara internal dan mampu memperkuat elektabilitas Anies. Belakangan, Demokrat membuka komunikasi dengan PDIP.

Manuver PDIP membuka komunikasi dengan partai-partai di luar kerja sama pengusung Ganjar Pranowo turut menentukan. PDIP aktif berkomunikasi dengan PKB bahkan Demokrat. Kalau Golkar, PAN dan PKB pada akhirnya bergabung praktis dengan poros PDIP praktis menyisakan Prabowo menjadi salah satu kandidat terkuat. Sedangkan Anies, potensi ditinggal anggota KPP melihat rendahnya tren elektabilitas.

“Selain PDIP, partai-partai yang lain tidak cukup untuk maju sendiri, mengharuskan untuk koalisi. Sedangkan parpol-parpol menginginkan agar ketuanya sebagai cawapres, sementara elektabilitasnya relatif kecil. Atas dasar itu, capres yang ada ingin agar cawapresnya yang memiliki elektabilitas, yang bukan dari para ketum partai,” kata Lili.

Dia menyayangkan apabila pilpres kembali diikuti dua pasangan calon saja. Sebab, dengan kondisi sekarang ini seharusnya parpol percaya diri mengusung ketum menjadi pasangan capres-cawapres hingga menghadirkan tiga atau empat kontestan.

“Sesungguhnya, mestinya, bisa tiga atau empat pasangan. Golkar dengan PAN, PKB dengan Gerindra, Nasdem dengan PKS dan Partai Demokrat, serta PDIP dengan PPP,” pungkasnya.

Rakyat ingin BRIN segera dibubarkan karena tidak ada manfaatnya buat negara! (tw)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement