Connect with us

Ekonomi

Pemain Utama Tambang Timah Diperiksa, Benarkah Keluarga Jokowi Terlibat?

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Kasus dugaan Korupsi Tambang Timah di Bangka Belitung terus menjadi sorotan publik.

Apalagi dua orang yang cukup dikenal di media sosial, Harvey Moeis, suami aktris Sandra Dewi, dan Helena Lim yang dijuluki crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022.

Pasca kasus tersebut, nama putra bungsu Jokowi yakni Kaesang Pangarep malah turut trending di media sosial X (twitter) sejak Sabtu (30/3/2024).

Hal itu karena Kaesang disebut-sebut menghapus podcast dirinya bersama Helena Lim.

Meskipun podcast di kanal YouTube Kaesang sudah dihapus namun potongan video klipnya berseliweran di media sosial X.

Helena Lim yang tampak ‘akrab’ dan begitu mengenal Kaesang dalam video itu membuat netizen bertanya-tanya apakah ada kaitan Kesang dalam kasus PT Timah?

Apalagi Kaesang menghapus video tersebut di podcast-nya. Lalu adakah dugaan keterlibatan Kaesang dalam kasus PT Timah?

“Soal keluarga Jokowi tahu, itu saya tidak tahu dan saya  belum bisa buktikan itu, namun kemungkinan itu bisa saja terjadi,’ ujar Boyamin, Minggu (7/4/2024).

Meski demikian, dia mengatakan sejak pemerintahan Jokowi banyak kebijakan soal pertambangan jebol.

Hal ini karena tata pemerintahan Jokowi yang buruk dan terkesan hanya fokus pada pembangunan infrastruktur.

“Sehingga  pengawasan di sektor pertambangan menjadi kendor dan jebol,” katanya.

Oleh karena itu, Boyamin mengatakan banyak perusahaan-perusahaan nakal mengambil kesempatan misalnya dari kasus PT Jiwasraya dan kasus Asabri.

“Jadi istilahnya jaman pemerintahan jokowi khususnya pengwasan buruk sehingga banyak orang korupsi besar-besaran, ujar dia.

Dia mencontohkan pengusaha Windu Aji Sutanto yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam perkara tambang nikel ilegal oleh Kejaksaan Agung pada 18 Juli 2018 lalu.

Pemilik PT Kara Nusantara Investama ini juga dikenal sebagai   mantan anggota tim relawan Presiden Jokowi di Pilpres 2024.

“Windu ini mengaku berkampanye untuk Jokowi padahal pengusaha nakal. Nah itu pengawasan yang jelek dan didiamkan selama ini,” ujarnya.

Pemain Utama Diperiksa

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memeriksa pengusaha berinisial RBS atau RBT (Robert Bonosusatya)  sebagai saksi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tata niaga timah wilayah Izin Usaha Pertambangan PT Timah Tbk tahun 2015 hingga 2022, Senin (1/4/2024) lalu.

Boyamin Saiman menduga RBS merupakan aktor intelektual di balik kasus korupsi timah tersebut.

Adapun salah satu peran RBS yakni diduga menyuruh Harvey Moeis dan Helena Lim untuk dugaan memanipulasi uang hasil korupsi dengan modus CSR.

“RBS adalah terduga official benefit dari perusahaan-perusahaan pelaku penambangan timah ilegal sehingga semestinya RBS dijerat dengan ketentuan tindak pidana pencucian uang guna merampas seluruh hartanya guna mengembalikan kerugian negara dengan jumlah fantastis,” kata Boyamin.

Seperti diketahui Kejaksaan Agung telah menetapkan 16 tersangka  dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022.

Para tersangka itu di antaranya Harvey Moeis (suami Sandra Dewi), Direktur Utama PT Timah 2016-2021 Mochtar Riza Pahlevi Tabrani (MRPT), sampai selebgram dari Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim.

Harvey dan Helena juga disangkakan dengan pasal dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Berdasarkan hasil perhitungan dari ahli lingkungan IPB Bambang Hero Saharjo, diperkirakan nilai kerugian kerusakan lingkungan dalam kasus ini mencapai Rp 271 triliun.

Sosok Tomy Winata turut menjadi sorotan

Pasca bergulirnya kasus tambang timah ini, sosok Tomy Winata ‘Bos 9 Naga’ Indonesia turut menjadi sorotan.

Dikabarkan, Tomy Winata telah menjual perusahaan tambangnya sebelum Kejagung menyelidiki korupsi timah di Bangka. 

Tomy Winata telah melepas perusahaannya PT Perusahaan PT Refined Bangka Tin yang telah berdiri pada tahun 2007.

Tomy Winata tak lagi melakukan penambangan di Bangka.

PT Refined Bangka Tin (RBT) ini awalnya salah satu lini bisnis di sektor pertambangan timah dari Artha Graha Network.

Namun pada tahun 2026, PT Refined Bangka Tin tidak lagi masuk dalam jaringan bisnis Artha Graha Network.

Artha Graha Network merupkaan perusahaan yang di dalamnya ada sosok Tomy Winata dan Sugianto Kusuma.

Kedua tokoh yang kerap dikaitkan dengan sosok-sosok ‘Sembilan Naga’ ini menjabat sebagai Wakil Komisaris di Artha Graha Network.

Waktu itu di tahun 2017, Reza Andriansyah (kini menjadi tersangka kasus timah) mengungkapkan bahwa Refined Bangka Tin dikuasai oleh sebuah konsorsium.

“Kini yang memegang Refined Bangka Tin itu pengusaha dengan latar belakang dan keahlian berbeda. Ada kontraktor dan trader timah,” kata Reza Andriansyah, Selasa (15/8/2017) silam.

Reza juga enggan menceritakan lebih rinci nilai penjualan Refined Bangka Tin.

Yang pasti menurutnya, alasan Artha Graha Network menjual anak usaha tersebut karena tidak ingin meneruskan bisnis di bidang pertambangan lagi.

Namun dari bisik-bisik yang diterima KONTAN, salah satu anggota konsorsium yang membeli Refined Bangka Tin adalah Robert Bono.

Ia merupakan pengusaha tambang batubara, hotel dan timah di era tahun 2008.

Sekadar catatan, Refined Bangka Tin yang didirikan pada tahun 2007 ini merupakan salah satu produsen timah batangan (tin ingot) terbesar di Indonesia.

Kapasitas produksi perusahaan ini mencapai sekitar 2.000 ton per bulan atau 24.000 ton per tahun.

Sosok Tomy Winata

Melansir Tribunnewswiki.com, nama Tionghoa Tomy Winata adalah Oe Suat Hong. Tomy Winata dikenal sebagai bos atau pemilik Artha Graha Network.

Tomy Winata yang biasa dipanggil TW ini lahir di Pontianak, Kalimantan Barat pada 23 Juli 1958.

Sejak kecil, Tomy Winata adalah seorang anak yatim piatu. Ia dikenal sebagai seorang anak yang lahir di tengah keluarga serba kekurangan secara materi.

Saat ini, diketahui ia memiliki lima orang anak, dua diantaranya adalah Panji Winata dan Andi Winata.

Pada 1972, ketika usianya baru 15 tahun, Tomy Winata dikenalkan dengan seorang pejabat militer di Singkawang.

Setelah perkenalan itu, Tomy Winata kemudian mendapat proyek untuk membangun kantor Koramil di Singkawang.

Selain itu, Tomy Winata juga menjadi penyalur barang ke tangsi-tangsi tentara di Indonesia.

Tomy Winata pernah mendapat proyek dari militer di Papua, Makassar, dan Ambon. Di Papua, Tomy Winata berkenalan dengan Yorrys Raweyai.

Tomy Winata juga dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kalangan militer, dua diantaranya adalah Letjen TNI (Purn) Tiopan Bernard Silalahi dan Jenderal Edy Sudrajat. Tomy Winata juga akrab dengan beberapa jenderal lain.

Pada 1988, Tomy Winata bersama Yayasan Kartika Eka Paksi (Angkatan Darat) menyelamatkan sebuah Bank Propelat.

Bank yang semula dimiliki Yayasan Siliwangi ini hanya memiliki aset sebesar Rp 8 miliar.

Namun setelah diambil alih dan diubah namanya menjadi Bank Artha Graha, hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun bank itu sehat kembali.

Saat masa krisis 1998, Tomy Winata juga menyelamatkan Arta Pusara yang kemudian diganti namanya menjadi Artha Pratama.

Pada 1989, Tomy Winata kemudian mendirikan PT Danayasa Arthatama.

Tomy kemudian ikut serta dalam proyek raksasa senilai US$ 3,25 miliar di kawasan bisnis Sudirman Central Business Distric (SCBD) yang memiliki luas 45 hektar di jantung DKI Jakarta.

Tomy Winata juga telah mengambil alih Bank Inter-Pacific pada 2003.

Pada 2005, Bank Inter-Pacific melalui Pasar Modal kemudian mengambil alih kepemilikan Bank Artha Graha melalui Pasar Modal.

Namanya kemudian menjadi Bank Artha Graha Internasional.

Tidak hanya itu, Tomy Winata juga memiliki saham di Hotel Borobudur melalui PT Jakarta Internasional Hotels and Development. (tw)

Ekonomi

Tarif Listrik PLN Per kWh Mulai 1 Mei 2024 Naik Lagi?, Jogetin Aja!

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah merilis tarif listrik per kWh mulai 1 Mei untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi akan naik?

Tarif listrik PLN Mei 2024 diatur dalam penetapan tarif listrik triwulan II (April, Mei, dan Juni) yang diumumkan pada akhir Maret 2024.

Sebagai informasi, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero selalu menetapkan tarif listrik per tiga bulan.  Tarif listrik yang berlaku pada triwulan II masih sama dengan triwulan I pada Januari, Februari, dan Maret 2024.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jisman P. Hutajulu mengungkapkan, parameter ekonomi makro yang digunakan untuk penetapan tarif listrik triwulan II Tahun 2024 adalah realisasi pada bulan November tahun 2023, Desember tahun 2023, dan Januari tahun 2024, yaitu kurs sebesar Rp 15.580,53/USD, ICP sebesar USD 77,42/barrel, inflasi sebesar 0,28%, dan HBA sebesar 70 USD/ton sesuai kebijakan DMO Batubara.

“Berdasarkan empat parameter tersebut, seharusnya penyesuaian tarif tenaga listrik atau tariff adjustment bagi pelanggan nonsubsidi mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tarif pada triwulan I 2024. Namun untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah menetapkan tarif listrik tetap atau tidak naik,” kata Jisman pada 28 Maret 2024 lalu dikutip dari laman pln.go.id.

Tarif Listrik PLN Mei 2024

Berikut rincian tarif listrik PLN yang berlaku per 1 Mei 2024:

1. Golongan R-1/TR daya 900 VA: Rp 1.352 per kWh

2. Golongan R-1/TR daya 1.300 VA: Rp 1.444,70 per kWh

3. Golongan R-1/TR daya 2.200 VA: Rp 1.444,70 per kWh

4. Golongan R-2/TR daya 3.500-5.500 VA: Rp 1.699,53 per kWh

5. Golongan R-3/TR daya 6.600 VA ke atas: Rp 1.699,53 per kWh

6. Golongan B-2/TR daya 6.600 VA-200 kVA: Rp 1.444,70 per kWh

7. Golongan B-3/Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA: Rp 1.114,74 per kWh

8. Golongan I-3/TM daya di atas 200 kVA: Rp 1.114,74 per kWh

9. Golongan I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas: Rp 996,74 per kWh

10. Golongan P-1/TR daya 6.600 VA-200 kVA: Rp 1.699,53 per kWh

11. Golongan P-2/TM daya di atas 200 kVA: Rp 1.522,88 per kWh

12. Golongan P-3/TR untuk penerangan jalan umum: Rp 1.699,53 per kWh

13. Golongan L/TR, TM, TT: Rp 1.644,52 per kWh

Jisman juga mengatakan tarif listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami perubahan dan tetap diberikan subsidi listrik. Termasuk di dalamnya pelanggan sosial, rumah tangga miskin, industri kecil, dan pelanggan yang peruntukan listriknya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Jadi siapa yang bilang kenaikan kurs dollar ke Rupiah tidak berpengaruh terhadap masyarakat? (tw)

Continue Reading

Ekonomi

Pendapatan Telkom Rp 9 Triliun dari “Telepon Tidur” Harus Dicurigai

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Pelanggan mencurigai adanya kejanggalan dalam pos pendapatan yang diterima PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dari segmen consumer, khususnya layanan telepon tidak bergerak.

“Telkom dapat ‘gaji buta’ 9 T (Rp9 triliun) per tahun? Omon-omon masalah @TelkomIndonesia ni ya,” cuit pemilik akun X @ethadisaputra pada Sabtu (20/4).

ET, yang dalam bio mencantumkan keterangan salah satunya sebagai advokat, itu menyertakan unggahan foto tagihan dari Kantor Pos Indonesia.

Di situ tercantum biaya tagihan Rp36.186 (Maret 2024) dan Rp49.062 (April 2024) ditambah biaya admin per bulan Rp2.500 masing-masing.

ET heran mengapa tagihan-tagihan itu tetap muncul padahal dia sudah belasan tahun tidak lagi memakai telepon rumah.

Bahkan saya baru tahu kalau tidak ada dial tone alias rusak, tidak bisa digunakan,” cuitnya.

Dia lantas memperkirakan hitungan pemasukan yang didapat Telkom dari 15 juta pelanggan telepon tidak bergerak seperti dirinya dikalikan Rp50 ribu/pelanggan: Rp750 miliar sebulan alias Rp9 triliun per tahun.

Sebagai gambaran umum, berdasarkan laporan keuangan @TelkomIndonesia  tahun 2022, pendapatan Telkom dari layanan Fixed Line (termasuk PSTN, @IndiHome) secara nasional mencapai Rp 22,8 triliun. Artinya Abonemen dari Telpon tidur itu hampir setengah pendapatan. Ya masuk akal kalau kemudian ingin ditutup2i. Iya ga si?” tambahnya menegaskan.

Untuk diketahui, TLKM memiliki setidaknya empat lini pendapatan, yakni Mobile (seluler telepon, internet, SMS, interkoneksi), Consumer (layanan telepon tidak bergerak dan layanan Indihome), Enterprise (jasa telepon, data/internet, teknologi informasi, dan jasa lainnya seperti call center, e-health, e-payment dsb), dan Wholesale and International Business.

Sementara itu, khusus untuk tarif telepon tidak bergerak diatur dalam Peraturan Menkominfo No. 5/2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. Terdapat empat jenis biaya: biaya aktivasi, biaya berlangganan bulanan (abonemen), biaya penggunaan, dan biaya fasilitas tambahan.

TLKM menguasai mayoritas 70 persen saham PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel.

Per 31 Maret 2024, pada segmen Mobile dan Consumer, Telkomsel mencatatkan pendapatan Rp102,4 triliun. Digital Business menyumbang Rp78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0 persen.

Jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023.

Hingga berita ini diturunkan, redaksi telah mengontak VP Corcom Telkom Andri Sasongko terkait masalah tersebut, namun belum direspons. (utw)

Continue Reading

Ekonomi

B.J Habibie Pernah Pulihkan Rupiah dari Rp 15.000 Jadi Rp 6.500/US$ Setelah Lengsernya Soeharto

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie dikenal sebagai seorang insinyur yang berhasil membuat pesawat terbang dan diakui dunia.

Di bidang ekonomi, Habibie mempunyai catatan tersendiri karena mampu mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dari yang awalnya di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15.000 per dolar AS menjadi Rp 6.500 di akhir pemerintahannya.

Lantas, apakah hal itu bisa terulang? Sebagaimana diketahui, dolar AS saat ini berada di kisaran Rp 16.200.

Seperti yang kita ketahui dalam sejarah, bahwa B.J Habibie Pernah Pulihkan Rupiah dari Rp 15.000 Jadi Rp 6.500/US$ Setelah Lengsernya Soeharto, apakah presiden sekarang harus lengser dulu?

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menilai, sulit bagi rupiah kembali seperti era Habibie. Dia mengatakan, rupiah telah menuju keseimbangan baru.

“Kalau ini kayaknya nggak mungkin turun sejauh itu. Rupiah sudah bergerak menuju normal baru,” katanya.

Apalagi, kata dia, kala itu dolar bergerak dari angka Rp 2.500-an. Bukan seperti sekarang yang bergerak dari angka Rp 15.000. Dia mengatakan, dolar kala itu bisa jinak karena Habibie mengikuti saran IMF sehingga meningkatkan kepercayaan investor.

“Bisa turun karena Habibie akhirnya mengikuti saran IMF dan IMF memberikan kredit untuk meningkatkan likuiditas dan meningkatkan kepercayaan investor,” ujarnya.

Senada, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menerangkan, tak bisa disamakan pergerakan rupiah saat ini dengan era Habibie. Dia mengatakan, di era Habibie rupiah dari Rp 2.500 per dolar AS ke Rp 16.000. Artinya, rupiah telah kehilangan nilainya hingga 85%. Sementara, saat ini rupiah melemah dari Rp 15.800 ke Rp 16.200 per dolar AS.

“Tidak bisa disamakan rupiah di zaman Habibie dengan posisi rupiah sekarang. Pelemahan yang terjadi ketika itu dari posisi Rp 2.500 ke Rp 16.000. Rupiah kehilangan nilainya sekitar 85% dalam hitungan bulan. Saat ini Rp melemah dari Rp 15.800 ke Rp 16.200, melemah sekitar 2,5%,” terangnya. (tw)

Continue Reading
Advertisement

Trending