Connect with us

Megapolitan

Orangtua Murid Gaduh Baju Adat Jadi Seragam Sekolah

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Jelang anak sekolah masuk, orang tua murid gaduh soal isu pemakaian baju adat menjadi seragam sekolah.

Mereka resah, karena tak siap. Selain itu, para orang tua murid juga merasa bebannya bertambah.

Alhasil, para orangtua murid menumpahkan kegalauan mereka di medsos seperti Instagram.

Seperti pemilik akun @faktanyagoogle_official dan @terangmedia.

Pengunggah mengatakan bahwa pergantian seragam sekolah terjadi pada jenjang SD, SMP, dan SMA.

Seragam sekolah diganti untuk menanamkan nasionalisme, kedisiplinan, dan meningkatkan citra sekolah serta mengakomodir kebutuhan pengaturan seragam sesuai kebijakan nasional pendidikan dan perkembangan masyarakat.

“Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah menetapkan aturan baru tentang seragam sekolah untuk SD, SMP, dan SMA,” tulis pengunggah dalam keterangan unggahan.

Sementara itu, menurut akun X @tanyarl, pergantian seragam sekolah dilakukan setelah Lebaran 2024. (tri)

Nusantara

Jangan Sampai Tanah Diserobot Pengembang! Ini Cara Mencegahnya

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Jakarta, Kasus penyerobotan tanah kerap terjadi di masyarakat, termasuk oleh pengembang untuk dibangun rumah maupun jalan. Tanah kosong yang lama dibiarkan berpotensi disalahgunakan orang lain, apalagi kalau status kepemilikan tanah tidak jelas.

Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) DPC Jakarta Utara, Sabar Ompu Sunggu mengatakan pengembang memiliki izin lokasi atau izin pembebasan dari pemerintah untuk mengembangkan suatu tanah. Dengan surat izin tersebut, mereka dapat meratakan suatu wilayah.

“Kadang-kadang ada juga developer yang nakal yang tidak mau tau malam-malam di buldoser, akhirnya (merugikan) orang pemilik tanah yang punya girik yang bukan sertifikat. Kalau yang sertifikat kan jelas sudah susah untuk digarap (pengembang) karena pengembalian batas juga gampang itu setiap sertifikat ada,” ujar Sabar, Senin (22/4/2024).

Menurut Sabar, tanah yang diserobot orang biasanya memiliki kelemahan, sehingga pengembang nakal berani untuk mengambil alih tanah. Maka, perlu dilakukan beberapa langkah pencegahan untuk menjaga tanah kosong, serta memiliki kekuatan di mata hukum.

Tingkatkan Kepemilikan Tanah

Sabar menyampaikan satu-satunya cara agar tanah tidak diserobot adalah dengan meningkatkan kepemilikan tanah menjadi sertifikat. Sebab, ia menilai rata-rata tanah yang diserobot karena tidak ada sertifikat kepemilikan tanah.

“Kalau ada sertifikatnya nggak mungkin (diserobot), pasti dia ngotot itu (pemilik tanah).Apalagi sertifikatnya lebih lama dan lebih duluan lagi daripada developer, mungkin yang masuk ke masyarakat itu ada sertifikat palsu mungkin bisa aja gitu. Tapi kebenaran itu akan tetap diuji di pengadilan,” jelasnya.

Selain itu, sertifikat tanah penting untuk memastikan lokasi dan batas tanah. Pemilik harus mengetahui letak dan batas tanah, salah satunya dengan sertifikat tersebut. Sebab, syarat untuk menggugat mengenai kepemilikan tanah di pengadilan harus mengetahui batas-batas tanah.

“Misalnya girik, merekanya itu nggak ada batas-batasnya. Itu sebetulnya yang menyulitkan kami selama ini untuk melawan pengembang,” ungkapnya.

Jangan Biarkan Tanah Kosong

Selanjutnya, Sabar menekankan agar pemilik tanah menguasai fisik tanah dengan tidak membiarkan lahan kosong begitu saja. Pemilik harus aktif menggunakan tanah, seperti dengan menanam tumbuh-tumbuhan ataupun membangun rumah dan lain sebagainya.

“Tanamlah jagung, apa segala macam sampai ini (pengembang) nggak mendapatkan suatu bukti hak sempurna, yaitu sertifikat atas tanahnya. Secara terus-menerus (pemilik) jangan dianggurkan (tanahnya),” pungkasnya.

Meski bukan langkah hukum, cara itu sebagai bukti tanah dimiliki oleh seseorang. Bahkan, kalau sampai pengembang merusak barang pada lahan tersebut, maka semakin banyak urusan dengan pengadilan. (ut)

Continue Reading

Megapolitan

Komik Dinasti Jokowi Dianggap Menistakan Momentum Lebaran, Relawan Alap-Alap Jokowi Bereaksi

Published

on

REPORTASE INDONESA – Jakarta, Menanggapi adanya narasi Majalah Tempo yang memanfaatkan momentum lebaran tahun ini dengan mengkomikan Dinasti Jokowi, Relawan Alap Alap Jokowi langsung bereaksi bahwa komik tersebut dianggap Menistakan Momentum Lebaran.

Katanya, ini adalah sebuah jurnalisme yang tak ada etika apalagi nilai-nilai idealisme.

“Kami dari Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi sangat mengutuk penggambaran
biadab terhadap Pak Jokowi. Untuk itu, dalam surat terbuka ini, jika Majalah Tempo tidak menarik komik tersebut dan Redaksi tidak menanggapi atau mengklarifikasi, kami akan melangkah secara etik dan hukum,” tulis Isnaini ketua Relawan Alap Alap Jokowi, Rabu (17/4/2024).

Isnaieni menegaskan bahwa jika surat terbuka ini tak digubris, pihaknya akan segera menindak lanjutinya sebagai berikut :

“Kami akan melaporkan ke Dewan Pers dan kemudian kami akan melayangkan laporan ke Kepolisian Republik Indonesia dengan tuduhan ujaran kebencian.

“Sebagai catatan, kami sepakat dengan apa yang dikatakan Mas Hasan Nasbi. Bahwa Tempo telah melakukan praktik Jurnalisme Kebencian. Pun kami sepakat, bahwa Redaksi Tempo, banyak melakukan provokasi terhadap person, kelompok, institusi yang tidak sepaham dalam bentuk pemberitaan menyerang dan membusuk-busukkan,” ungkapnya.

“Kami tidak buta etika jurnalistik. Kami tidak tuli fungsi dan tujuan sebuah informasi menjadi berita publik. Terakhir, kami tidak takut jika Tempo mau membalas surat terbuka kami ini terhadap jaringan relawan kami! Seyogianya momentum lebaran menjadikan kita insan saling membuka hati pintu maaf. Tetapi justru Tempo memanfaatkan dengan penistaan yang sangat rendah!,” tegasnya.

Tentang Relawan Alap-Alap Jokowi
Adalah jaringan relawan yang terbentuk secara organik ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun di konstestasi pilkada Jakarta tahun 2012. Berhasil ikut mengantar Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, Alap-Alap Jokowi dengan militansi penuh setia berada di belakang Jokowi saat maju di pilpres 2014 dan 2019.

Pada pilpres 2024, Alap-Alap Jokowi menyatakan Taat Instruksi – 2024 Apa Kata Jokowi yang dinyatakan pada Konsolidasi Nasional di Sentul, Bogor pada 7 Oktober 2023 yang dihadiri 16.000 relawan. Relawan Alap-Alap Jokowi  
yang sudah berjejering di seluruh Indonesia ini juga bermitra dengan berbagai komunitas dan organisasi seperti Relawan Timbul Sehati Reborn, Laskar Satpol PP non ASN, Himpayam DKI, juga Gema PS Jawa Timur. (tw)

Continue Reading

Nusantara

Alasan Anak Muda Meninggalkan Profesi Petani

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Semarang, Luas satu petak sawah di Kabupaten Semarang ± 2.000m². Dalam satu tahun, ada 3 musim tanam, sehingga dalam satu siklus musim tanam mulai dari persiapan lahan, tanam dan pemeliharaan, panen hingga pasca panen padi memakan waktu 4 bulan.

Biaya produksi mulai dari persiapan, upah tanam, pupuk, pemeliharaan, hingga panen padi per petak lahan milik sendiri adalah ±Rp1.600.000,-. Biaya ini hanya gambaran umum saja, karena pada praktiknya tergantung seberapa besar memakai jasa buruh tani, jika pertanian hanya diusahakan oleh anggota keluarga sepenuhnya, dan memiliki alsintan sendiri, biayanya sedikit lebih murah.

Hasil panen gabah kering panen (GKP) per petak sawah adalah ±1.400kg. Harga GKP normal pada waktu panen sekitar Rp4.500/kg, sehingga pendapatan kotor petani:

= 1.400kg x Rp4.500/kg
= Rp6.300.000,-

Pendapatan bersih per petak dalam satu siklus musim tanam (4 bulan):

= Rp6.300.000 – Rp1.600.000
= Rp4.700.000,-

Pendapatan rata-rata per petak dalam satu bulan:

= Rp4.700.000 / 4 bulan
= Rp1.175.000,-/bulan

Catatan:
1) Jika lahan sewa, maka pengeluaran/biaya produksi bertambah. Jika sistem bagi hasil, biasanya petani penggarap hanya akan memperoleh separuhnya.

2) UMK 2023 Kab. Semarang Rp2.582.287,-/bulan; sehingga untuk menyamai nilai UMK, kepemilikan lahan minimal 2¼ petak.

3) Untuk sampai taraf benar-benar berkecukupan, paling tidak harus memiliki 1 hektar (10.000m²) atau cukup memiliki 2 petak lahan tetapi harga GKP ditingkat petani harus Rp9.000,-/kg yang akan membuat harga beras menjadi ±Rp18.000,-/kg, di tingkat pengecer bisa sampai ±Rp22.000,-/kg.

KESIMPULAN (Debatable)

Itulah alasannya banyak anak muda yang meninggalkan profesi petani, karena kepemilikan lahan yang sempit yang mengakibatkan hasilnya juga kecil.

Kondisi ini berbeda jauh dengan Amerika Serikat yang setiap petani pemilik lahan rata-rata memiliki 6 acre (2,4 hektar). Tentu sawah seluas ini tidak bisa dikerjakan dengan cangkul lagi karena terlalu luas, di sinilah peran negara hadir memberikan subsidi berupa diskon pembelian alsintan (alat mesin pertanian) atau bahkan pemberian alat cuma-cuma. Kadang subsidi juga diberikan dalam bentuk tunai atau kredit lunak untuk biaya garap, namun hanya untuk komoditas tertentu.

Jadi meskipun harga pupuk di Amerika Serikat 1,5-2x harga pupuk non-subsidi di Indonesia dan upah tenaga buruh pertanian 6-8x di Indonesia atau US$7-8/jam (biasanya hanya buruh Mexico atau bocil magang yang mau diupah sebesar ini), namun kedelai, jagung dan gandum dari Amerika Serikat lebih murah.

Dalam kasus luar biasa, untuk menghindari kerugian petani akibat harga yang jatuh, negara juga meluncurkan program semacam Food Purchase and Distribution Program (FPDP). Negara yang akan membeli dengan harga wajar komoditas tersebut, petani tidak rugi tenaganya, tetapi juga tidak terlalu untung.

Presiden “segila” Mr. Trump saja paham urusan sepele ini, karena makanan adalah pondasi kekuatan sebuah negara. Seberapa pun kuat militernya, jika tidak punya cukup makanan negara akan bubar jalan dan rusuh saling baku hantam. Sumber data angka: Mr. X, seorang petani di Kabupaten Semarang. (tri)

Continue Reading
Advertisement

Trending