Connect with us

Olahraga

Apakah Teori Pesimis itu Benar Adanya?

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Indonesia membuka peluang setelah kalahkan Australia dengan skor 1-0. Satu kemenangan lagi menghadapi tim kuat lainnya, 🇯🇴 Jordan (21/04).

Pertandingan pertama di grup, Indonesia dicurangi tuan rumah Qatar yang akhirnya membuat pesimis untuk pertandingan kedepannya, namun Indonesia membuat sejarah dengan mengalahkan Australia dan di pertandingan terakhir di grup melawan Yordania dengan minimal hasil seri.

Semoga kita keluar dari Grup ini dengan rasa bangga! Lolos ke babak selanjutnya.

🇮🇩 Indonesia’s victory over Australia U23 at the AFC U23 Asian Cup 2024 is a historic match for Indonesia football in AFC U23 Asian Cup.

✅ Indonesia’s First win
⚽️ Indonesia’s First goal
🧤 Indonesia’s first match clean sheet

This victory helped Indonesia get closer to a ticket to the quarterfinals !

ERNANDOOOO
Kiper Timnas U-23, Ernando Ari, kembali membuktikan kualitasnya dalam menepis tendangan penalti

Ini bukan suatu kebetulan, karena sudah sering dilakukannya.. Ernando berhasil menepis penalti Australia 2x yaitu di Piala Kualifikasi Piala Asia U-23 2022 dan di laga tadi

Selain itu, Ernando juga berhasil menepis penalti saat melawan Vietnam dan Malaysia

Satu kata untuk penampilan Ernando? Ditunggu aksinya lagi melawan Yordania.

Timnas Indonesia u23 hanya butuh hasil imbang saat melawan jordanina u23 untuk bisa lolos ke 8 besar Piala Asia U23 🇮🇩.

Komang Teguh Trisnanda, bek tangguh Garuda Muda, menjalani drama penuh warna di laga kontra Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024.

Di menit-menit krusial, Komang melakukan handball yang berujung penalti untuk Australia. Jantung para suporter serasa berhenti berdetak. Namun, Ernando Ari, sang kiper Garuda Muda, tampil gemilang dan berhasil menepis tendangan penalti Mohamed Toure.

Kegagalan penalti itu seakan menjadi titik balik bagi Garuda Muda. Semangat mereka membara, dan Komang pun tak ingin tertinggal. Di menit ke-45, dia menebus kesalahannya dengan gol sundulan indah memanfaatkan tendangan voli Nathan Tjoe-A-On.

Gol ini membawa Garuda Muda memimpin dan menjadi penentu kemenangan 1-0 atas Australia. Kemenangan ini membawa Garuda Muda naik ke puncak klasemen Grup A dan membuka peluang lolos ke perempatfinal.

Komang, sang bek tengah yang aktif mencetak gol, menunjukkan kepiawaiannya dalam memanfaatkan situasi bola mati. Tak hanya di laga ini, dia juga mencetak gol sundulan di SEA Games 2023 dan satu gol di Liga 1 2023/2024, semua dari situasi sepak pojok.

Kisah Komang tak berhenti di situ. Perjalanan sepak bolanya dimulai dari Bali, menempa bakat di berbagai SSB hingga masuk SKO Ragunan. Pada tahun 2018, dia lolos seleksi Timnas Indonesia U-16 dan sejak saat itu selalu menjadi pilihan utama di setiap tim nasional yang diikutinya.

Prestasinya pun gemilang, di antaranya juara Piala AFF U-16 2018 dan medali emas SEA Games 2023. Kini, dia membela Borneo FC dan telah berkontribusi 1 gol dari 20 penampilannya.

Drama heroik Komang Teguh di laga kontra Australia menjadi bukti kegigihan dan mental baja seorang pemain sepak bola. Dari handball yang berpotensi merugikan tim, dia bangkit dan menjadi pahlawan dengan gol kemenangan.

Kisah Komang adalah inspirasi bagi para pemuda Indonesia, bahwa keteguhan hati dan kerja keras dapat mengantarkan mereka mencapai mimpi besar. Mari kita doakan agar Komang dan Garuda Muda terus melaju dan mengukir prestasi di ajang internasional!

Semangat Garuda Muda!

Peluang Timnas Indonesia U-23 untuk lolos ke babak delapan besar Piala Asia U-23 2024 masih terbuka. Syaratnya, tim berjulukan Garuda Muda itu dapat bangkit dari kekalahan kontra Timnas Qatar U-23.

Timnas Indonesia U-23 memulai perjuangannya di Grup A Piala Asia U-23 dengan takluk 0-2 dari Qatar U-23 di Jassim Bin Hamad Stadium, Al Rayyan, pada Senin (15/4/2024).

Tim berjulukan Garuda Muda itu harus bermain dengan sembilan orang ketika keok dari Qatar U-23 setelah Ivar Jenner dikartu merah pada menit ke-46 dan Ramadhan Sananta diusir pada menit ke-90+6.

Hasil negatif dari Qatar U-23 membuat Timnas Indonesia U-23 menjadi juru kunci Grup A Piala Asia U-23. Garuda Muda masih nihil poin dari satu pertandingan.

Lalu Timnas Indonesia U-23 berhasil meredam Timnas Australia U-23 dalam laga kedua Grup A Piala Asia U-23 dengan skor 1-0 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, pada Kamis (18/4/2024), dan pada akhirnya membuka asa untuk lolos dari grup.

“Tentunya persiapan lebih baik lagi. Kami akan bekerja keras lagi dan tidak akan menyerah sampai di sini,” ujar pemain yang juga berlabel sebagai kapten Timnas Indonesia U-23 itu. (tw)

Olahraga

Ayo Timnas Garuda Muda, Kamu Pasti Bisa!

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Qatar, Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia masih berpeluang lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya dalam 68 tahun, walau kalah 0-2 dari Uzbekistan pada babak semifinal Piala Asia, pada Senin (29/04).

Anak-anak asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, itu kini harus fokus pada perebutan peringkat ketiga.

Tim ‘Garuda Muda’ akan berhadapan dengan tim Irak untuk memperebutkan tempat ketiga.

Jika masih kalah di perebutan tempat ketiga, harapan Indonesia pun belum pupus.

Peringkat empat Piala Asia U-23 akan bertarung dengan tim U-23 Guinea, perwakilan dari Afrika, untuk mendapat tempat di Olimpiade Paris.

Ayo Timnas Garuda Muda, Kamu Pasti Bisa!

Tidak adanya Rafael Struick sangat berpengaruh pada pergerakan maupun ketajaman lini depan Timnas Indonesia U23.

Tidak dipungkiri pergerakan Rafael Struick itu mobile dan bisa membuka ruang karena memang tipikal Rafael adalah LW (Left Wing). Disamping itu, mau dibandingkan dari segi Statistik, Market Value, Timnas Uzbekistan U23 sendiri memang unggul dan bermain sangat bagus

Setidaknya ini menjawab pertanyaan selama ini, kenapa STY jarang memainkan Sananta dari menit awal. Model permainan Timnas Indonesia saat ini selalu mewajibkan untuk mampu saling support dan bertukar posisi, sementara Sananta adalah tipikal Target Man murni, mirip Bambang Pamungkas.

Pada saat bertemu Jordan, Struick berfungsi membuka ruang untuk mengalihkan perhatian. Sehingga Marcelino dan Witan bisa leluasa bergerak.

Sementara pada saat bertemu Korea Selatan U23. Pemain Korea terfokus pada Marcelino dan Witan sehingga Struick leluasa bergerak, bahkan melesatkan 2 goal.

Nah pada saat ketemu Uzbekistan ini serangan Timnas jadi lebih gampang ditebak tinggal putus serangan bahkan dari sektor pertahanan Timnas sudah di Press. Marcelino dan Witan otomatis kreasi mereka dibatasi, 2 pemain pasti press mereka. Sementara, Sananta seorang tipikal murni jadi terisolir, ia belum mampu membuka ruang untuk bola direct maupun menarik 2 sampai 3 pemain mengikutinya.

Sekarang terjawab kan, kenapa STY jarang memainkan Sananta dari menit – menit awal. Terlepas dari itu semua, ini adalah pembelajaran, jam terbang itu perlu, dan pelatihlah yang memahami kebutuhan timnya.

Bismillah ayo Garuda, optimis Juara 3 🇮🇩🇮🇩🇮🇩. (ut)

Continue Reading

Olahraga

Luapan Amarah Justin Hubner ke Wasit Shen YinHao Asal Cina, Timnas Kena Karma dari Pilpres Curang

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Qatar, Bek Timnas Indonesia U-23, Justin Hubner, emosi kepada wasit Shen Yinhao asal China. Pemain berusia 20 tahun itu melampiaskannya lewat stories akun Instagramnya, @justinhubner5, pada Senin (29/4/2024) malam WIB.

“Kami memang bermain buruk hari ini. Tapi, orang ini,” tulis Justin Hubner disertai dengan emotikon menahan kemarahan.

Timnas Indonesia U-23 sempat di atas angin ketika Muhammad Ferarri mencetak gol ke gawang Timnas Uzbekistan U-23. Namun, mental tim berjulukan Garuda Muda itu ambruk setelah wasit Shen Yinhao menganulirnya.

Hasil ini membuat Timnas Indonesia U-23 akan bermain di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 di Abdullah bin Khalifa Stadium pada 2 Mei 2024 melawan Timnas Irak U-23.

Tim peringkat ketiga Piala Asia U-23 berhak menyegel tiket ke Olimpiade Paris. Sementara yang takluk, bakal ke play-off menghadapi ranking ketiga Piala Afrika U-23 2023, Timnas Guinea U-23, di Prancis pada 9 Mei 2024.

Wasit VAR Ikut Bermain

Bicara soal gol Ferrari tadi jika pake aturan EPL nggak offside. Kaki Sananta bergerak setelah bola melambung, bukan ketika ditendang, tetapi wasit mereview momen sepersekian detik setelahnya, dan tidak di cek dari sudut yang pas.

Dan baru tahu jika di Piala Asia U23 tidak cek lewat SAOT (Semi Automatic Offside Technology).

SAOT (Semi-Automated Offside Technology)

Yang patut disayangkan dari Piala Asia U23 kali ini tak menggunakan teknologi SAOT. Jika tidak salah saat Piala Asia senior kemarin dipakai. Dan saat Piala Dunia 2022 yang juga digelar di Qatar menggunakan SAOT.

Fungsi teknologi sistem keputusan semi otomatis atau SAOT utamanya untuk membantu para wasit di lapangan dalam memutuskan seorang pemain terjebak posisi offside atau tidak. Selain itu, untuk memeriksa ulang pelanggaran-pelanggaran krusial, seperti handball maupun pelanggaran keras di kotak penalti. FIFA mengklaim hasil daripada SAOT sangat cepat dan akurat.

STY pun kesal dengan kinerja wasit asal Cina ini

https://www.facebook.com/share/r/PPaks73UkBXNBLHT/?mibextid=oFDknk

Inilah akibat jika wasit ikut bermain dalam pertandingan dan berlaku tidak adil, Sama seperti kejadian Pilpres Curang 2024 di Indon-Konoha dimana KPU dan MK yang seharusnya berlaku adil dalam Pemilu, namun sebaliknya melakukan hal-hal yang tidak jujur dan jauh dari keadilan (Tak Jurdil).

Jadi Timnas Garuda muda akhirnya kena karma dari pilpres curang 2024 di Indonesia. Salam Jurdil! (utw)

Continue Reading

Olahraga

Duel Antar Lini Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia 2024

Published

on

REPORTASE INDONESIA – Qatar, Duel menarik tersaji saat Timnas Indonesia U-23 berjumpa Uzbekistan U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024, Senin 29 April 2024 di Doha-Qatar.

Duel Antar Lini Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia 2024.

Garuda Muda akan bertemu lawan berat, termasuk bek yang sudah debut di Liga Champions.

Rizky Ridho vs Khusayin Norchaev

Rizky Ridho tampil sangat solid pada duel lawan Korea Selatan. Bahkan, pada tiga lain, performa sang kapten juga sangat stabil. Nah, lawan kuat kembali harus dihadapi Ridho di Piala Asia U-23.

Kali ini, Ridho akan berhadapan dengan Khusayin Norchaev. Pemain nomor punggung 19 itu sudah bikin dua gol di Piala Asia U-23, termasuk satu gol ke gawang Arab Saudi.

Norchaev punya kaki kiri yang kuat. Dia acap kali bergerak melebar untuk membuka ruang dan punya dribel cukup bagus. Ridho punya tantangan berat pada duel lawan Norchaev.

Ivar Jenner vs Abbosbek Fayzullaev

Duel sengit bakal terjadi di lini tengah. Duet Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On jadi tumpuan Indonesia. Mereka sama-sama bermain untuk klub Eredivisie di Belanda.

Sementara, Uzbekistan punya Abbosbek Fayzullaev dan Jasurbek Jaloliddinov yang tampil apik di Piala Asia U-23 2024. Fayzullaev saat ini bermain di Rusia untuk klub CSKA Moskow.

Fayzullaev punya naluri menyerang cukup tinggi. Begitu juga dengan Jaloliddinov. Jadi, mereka akan sering berhadapan dengan Ivar Nathan yang berperan sebagai gelandang bertahan Timnas Indonesia.

Ramadhan Sananta vs Abdukodir Khusanov

Timnas Indonesia dipastikan tidak bisa memainkan Rafael Struick karena akumulasi kartu. Jadi, opsi penggantinya adalah Hokky Caraka atau Ramadhan Sananta.

Ramadhan Sananta mungkin akan dimainkan. Dia dalam kepercayaan diri yang bagus usai bikin gol pada babak adu penalti lawan Korea Selatan. Namun, dia harus bisa lebih tenang agar tidak kena kartu merah lagi.

Sananta punya lawan berat. Dia harus berhadapan dengan Abdukodir Khusanov yang kini bermain di RC Lens. Secara teknis, Khusanov sangat matang. Pengalaman bermain di Liga Champions membuatnya cukup menonjol pada laga kelompok usia.

“Indonesia punya kekuatan yang merusak dan mengacau. Mereka punya pengalaman yang bagus karena banyaknya pemain senior yang membela tim U-23. Ada nama-nama seperti Ernando Ari, Rizky Ridho, Justin Hubner, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, dan Ramadan Sananta jadi andalan,” tulis media Prancis, Lucarne-Oposse dikutip pada Kamis 25 April 2024.

Coach Shin Optimis bisa bawa Indonesia ke Olimpiade Paris 2024🇮🇩🇫🇷

🗣️ “Saya tidak tahu apakah Indonesia pernah berpartisipasi di Olimpiade sebelumnya. Saya mendengar terakhir berlaga di Olimpiade Melbourne 68 tahun lalu. Ini waktunya bagi Indonesia untuk berpartisipasi di panggung Olimpiade (lagi). Saya tak merasa ini sebagai tekanan besar. Saya menikmati momen dan tantangan ini. Ini adalah momen bahagia untuk para pemain. Kali ini, saya akan membuat Indonesia pergi ke Olimpiade”. Ujar Shin Tae-yong di Qatar, (28/4/2024).

Bismillah, Good luck coach STY👊🔥 (utw)

Continue Reading
Advertisement

Trending